twitter instagram linkedin
  • HOME
Selamat malam, rumah.
Selamat malam, tempat penuh kenangan.
Maaf telah lama hilang...

Apa kabar?
Apa sarang laba-laba nya udah penuh?

:)

Maaf, begitu banyak yang telah terlewatkan....

Tapi tenang saja, tempat ini tidak akan pernah tertinggalkan.
 Bagaimana mungkin saya sanggup melupakan?
 Sedang disinilah semua hidup saya tertuangkan. :)

Saya akan bayar sekarang, lunas. :)
Ini ngepost nya lewat hp. Jadi kalau banyak yg typo, iya-in aje udah. Muahahaha xD

Ini baru tanggal 1 May, tapi gue udah pengen banget teriak: May day!!! May day!!! Kayak pelaut yang ngasih jode minta pertolongan. *efek ngambil mata kuliah kepelautan* hahaha

Semerawut. Acak kadut. Puyeng beroooooh.

Lagi suntuk-suntuknya sama rutinitas sekarang (perasaan emang subtuk melulu) hahaha :P
Nggak tau deh, ini lagi nggak jelas banget. Pengen kabur, pengen ngilang aja gitu kemana kek ya sementara.

Nilai uts yang..... Ya sebenernya sih cuma 2 mata kuliah yang kecewa, tapi jadi dikali pake banget karena yg 1 tuh gue udah bener-bener belajar dan ternyata hasilnya jelek banget, berbanding terbalik sama orang-orang yg justru nyontek ke gue (masalah klasik ye, tapi selalu berhasil bikin nyesek). 1 lagi mata kuliah yg emang.... Yaelah gue suka banget sampe gue gunain sehari-harinya deh. Emang sih yg ini waktu itu ngerjainnya dalam kondisi lagi sakit, nggak bisa mikir apa-apa, dan berakhir dengan keluar kelas setengah jam setelah ujian baru dimulai. Bukan karena terlalu gampang, tapi karena nggak tahan mau muntah dan lemes parah. Tapi nggak nyangka juga bakal segini jeleknya. Malu, nyesek, nyesel, aaaah semua campur!

Kuliah yang booooo-ring. Tugas yang gitu-gitu aja. Ah bro, masalah itu lagi itu lagi ye. Emang.

Ngurusin sebuah acara yang...... Paling nyita waktu, tenaga, pikiran, emosi dan sebagainya juga yang jujur bikin gue tertekan banget belakangan ini. Gue kira ini bakalan jadi tempat pelarian gue, selingkuhan dari kuliah yang nggak menyenangkan itu. Ternyata, jujur, it's even worse. Gue sama sekali nggak happy, nggak bisa jadi diri sendiri, nggak bisa bebas berkarya, dan ini sama sekali bukan dunia gue. I'm completely wrong. Dan gue rasanya pengen ngundurin diriiiiiiiiiii aja gitu ya. Emang ini kesalahan gue. Gue yang nggak konsisten, gue yang nggak komit. Karena gue nggak ngerasa nyaman. Atau belum kali ya, belum bisa nyatu sama lingkungan dan teamwork disini. Tapi gue masih pengen berkontribusi. Mudah-mudahan aja ini cuma awalan, proses bagi diri gue untuk beradaptasu. Berdoaaaaaa banget ke depannya nggak kayak gini lagi, semua bisa berjalan lancar, karena tanggung jawab di pundak gue gede banget. Gue sadar itu. Aamiin.

Temen-temen yang..... Eh yang ini nggak masalah sih sebenernya hehe Alhamdulillah gue dikelilingi sahabat-sahabat yang super baiiiiiiiiiiik pangkat tak terhingga. Yah walaupun kadang-kadang ngerasa kehilangan juga karena masibg-masibg udah punya kesibukan sendiri. Dimana dulu tiap hari bisa kumpul terus, sekarang bener-bener menghargai banget waktu dimana bisa sekedar bercandaan dan ketawa lepas.

Nah, yang terakhir itu yang lagi gue butuhin banget sekarang. Nge-refresh diri. Dari otak yang udah tumpul dan hati yang ngerasa hampa ini. 



Akan tiba saatnya, ketika kita berhadapan dengan persimpangan-persimpangan jalan.

Jalan yang satu mungkin akan membawa kita menyusuri sebuah jalan setapak, memasuki hutan lebat dengan pohon-pohon pinus besar yang berdiri anggun menyambut. Kokoh, tegar, berdiri dalam diam.

Sementara jalan yang lain memanjakan mata dengan hamparan danau biru yang luas, burung-burung terbang bebas berkerumun. Damai, sepi, menyelimuti dengan tenang.


Atau bisa juga kita salah membuka pintu. Memasuki rumah seorang bangsawan tanpa izin pemiliknya. Akibatnya kita tertangkap, dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah, terperangkap dalam kesendirian.

Setelah fantasi menarik diri dan akal sehat kembali menggerayangi, sebelum melangkahkan kaki, kita akan sampai kepada satu momen diluar dimensi. Waktu terasa berhenti, bergerombol perasaan menyesaki dada, kebingungan melanda; jalan mana yang harus kita pilih?

Life is a series of thousands upon thousands of forks in the road. When we strip life down to its core, it’s all about making one choice after another. Add up all our choices and there’s our life.

We can’t seize in between, for it will end up in stagnation. Likewise, there’s no room for mediocrity.

Lalu, tidak ada cara lain selain memilih.

Terkadang, pilihan-pilihan itu jelas terlihat di depan mata.
Kadang pula, kita sendiri yang tanpa sadar memilih untuk berada ditengah pilihan-pilihan itu.
Namun tidak jarang, kita sama sekali tidak menyadari saat pilihan datang, bukan, namun berlari, dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, sehingga kita tidak sempat membalikkan badan, apalagi bersembunyi.

Dan kadang....

Kita dihadapkan pada kondisi dimana memilih adalah satu-satunya jalan yang kita miliki.

Inilah yang terjadi dalam hidup, ketika hidup, melalui hidup.


Kita telah, berjuta-juta kali memilih A daripada B, atau memilih B dibandingkan A.
Semua menjadi sebuah paradoks kehidupan. Each choices made is a defining point of our life, good or bad.

Orang bijak berkata; "memilihlah dengan bijak". Namun tidak ada satupun diantara mereka yang dapat menjelaskan bagaimana cara memilih yang bijak, yang mana yang merupakan pilihan bijak, pun bagaimana menjadi bijak itu sendiri.

So how do we know the road to take?
Where the road we have to take?
Why we can't know which the road to take?
When we have to take the road?

Or billions question like that poppin' out of our mind.

Jawaban saya hanya satu:

Why we have to know which the road to take?

Enjoy life, it's always full of surprises. We only live once. :)))

"all of those things might be horrifiying and look really bad for you right now. But afterwards, after you’ve gone through all, you’d look back and you’d smile remembering them."
-Me, to myself 

I keep sinking those words to my head in order to stay positive. I guess I'm making things screwed and messed up everything these days. Don't know why, I'm lack of excitement to do anything. 

Ah, yes. I was read someone's blog and found this: Curcol itu bikin enak, cari dukungan, cari orang sepaham. TAPI TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH DAN TIDAK MEMBANGUN KITA.
 
Jlebb. Ha-ha. I'm all got offended just a moment after I stare at those words. They're soooooo RIGHT! I curcol too much, and that's not even solve any problem but increase my selfishness to proving that I'm right to others. Yes, I'm worst I know.
So, enough of the 'menye-menye' times. I have to focus and back on my track. I know I can. I can do anything I want and I have to urgeing myself to finished what I should. Because who's left in my life after all? Me. Just myself. Indeed.

I'm growing up. I'm moving forward, let the past just pass.

I know I'm not good enough, but from now on, I won't take every problems as a matters to me. It's the steps of life. I will keep being good, and try to always doing good deeds to others. I want to be a lighter in the darkness. 

Never doubt when you do true goodness.

Give. Share. Sacrifice.
Let go. The balance book of life will always sorts out.
You may not know when, you may not know how, and it may not be coming back to you but to another person, but it will never be for nothing.

Just like a song I love says, "God knows we're worth it."

Happy March! :)))

 

Sepertinya harus sungkem dulu sama Internetju karena agaknya sedikit terlupakan akhir-akhir ini. Ampun maaaaaaaakkk :”D

Beberapa hari yang lalu ada seorang teman yang nanya ke saya, “Rim kok blog galau lo si internetju-dot-blogspot-dot-kom itu gak apdet-apdet lagi sih sekarang?”. Nah, saya langsung tertegun saat itu dan langsung mikir. Pertama, anjir, kenapa harus blog galau sih? Gak kece amat -_- Okelah, skip. Yang kedua, saya ngerenungin dan sadar.... Iya juga ya, kayaknya akhir-akhir ini saya udah jarang banget, bahkan nggak pernah nulis lagi disini.

Why? Apa passion menulis saya sudah hilang? Tentu enggak. Apa nggak ada bahan galauan lagi makanya nggak nulis-nulis? Sial, nggak juga -_- Trus kenapa dong?  Sibuk.

Hah? Sibuk?

Iya, beneran. Akhir-akhir ini saya sibuuuuuk banget dan STRESS. Sebelum ngeluarin unek-unek, saya kepikiran ini si netju kalau manusia udah kesel banget kali ye doi dijadiin tempat pelarian mulu giliran lagi susah sedih apes.

Yah, karena udah lama nggak nulis dan terlalu banyak momen-kejadian-peristiwa yang nggak sempet saya rekam lewat tulisan (iya sedih banget :[), di postingan ini saya hanya ingin mem-flashback apa saja hal-hal yang sekali lagi sudah saya lewati di bulan kedua, Februari.

Indeed, indeed... Time flies damn fast, sampai saya bahkan nggak nyadar besok udah bulan Maret. Wow! :O

Rekam jejak sebulan ini diawali dengan rutinitas sehari-hari sebagai mahasiswi semester 6 yang, jujur, baru 3 minggu kuliah tapi udah beberapa kali nangis saking capek, stress, dan mumetnya.

Kuliah sekarang sampai saat ini menurut saya pribadi nggak seasik dulu. I mean, bukan pelajarannya sih, tapi suasana belajarnya. Semester ini pertama kalinya saya kuliah-praktikum pisah literally isah sama temen-temen di SIL, karena ngambil SC yang macem-macem. Jadi ya gitu, flat. Apa karena memang saya yang orangnya nggak gampang bisa ngebaur di lingkungan yang baru, atau emang nggak ada yang seasik SIL 47? Saya yakin, yang kedua jawabannya. :)

Oh iya, ada satu SC saya yang paling absurd semester ini: KEPELAUTAN. Hah ngapain tuh? Apa hubungannya sama Teknik Sipil? Kaga tau. Bhahahahahahahak. Cuma ngikutin Tami doang dan kebetulan jadwal kosongnya cuma jodoh sama Kepelautan. Trus ngapain aja? Ya sejauh ini sih praktikumnya cuma lari keliling 3 puteran trus nanti berenang. Hahahahahahaha yaudahlah kali aja bisa berlayar jadi pelaut nanti B-)

Ya, selain jadwal kuliah yang misah-misah itu yang otomatis bikin kita jadi jarang ngumpul lagi, at least sekedar makan bareng atau bengong-bengong ngobrol ngalor ngidul nungguin jam pergantian kuliah, tidur dikelas, ngerusuh, dan sebagainya, yang bikin semester ini berat lagi adalah tugas-tugasnya. Saya agak nggak paham sih sebenernya, soalnya denger-denger dari senior katanya semester 6 oke-oke aja tuh, tapi saya ngerasanya malah lebih berat dari semester 5. Tugas, laporan, presentasi, udah jadi makanan hampir setiap hari sekarang. Kuliah dari pagi sampai sore, malam nya begadang ngerjain tugas, gitu terus setiap hari, sampai mikirin jalan-jalan atau refreshing aja nggak sempet kayaknya. Yah, emang proses sih, once in a lifetime jadi undergraduate student, nikmati sajalah . :D

Selain itu, kami (saya dan temen-temen mahasiswa-i semester 6 yang lain) juga sebentar lagi akan PL. PL itu singkatan dari Praktek Lapang, yang artinya kami akan semacam magang di perusahaan gitu selama kurang lebih 40 hari. Waaaah ini salah satu hal berat yang harus bisa saya taklukin nih, karena proses nya panjang dan ribet banget. Dari mulai nyari-nyari tempat PL, sampai bikin proposal dan semacamnya. Saya agak ngeri juga ngebayangin gimana nantinya saya PL, yang bener-bener sendirian nggak sama temen-temen. Ilmu apa yang udah saya kuasain? Duuuuuh pusing :(

Sekarang galaunya mah akademis ya, lebih berkualitas. Hahahahaha :P Dan emang bener semakin kesini banyak banget yang harus di prioritasin. Ngeliat temen-temen yang lain juga saya agak sedikit tertegun, kayak anak-anak WHK yang sekarang sering di sekret sampe tengah malam bahkan dini hari, yang biasanya mereka nge-net buat ngegame atau sekedar download film, sekarang sibuk berkutat dengan PKM dan berbagai macam lomba. Salut banget. Kayaknya semua sedang berproses menuju tingkat kedewasaan yang lebih, ya. :")

Saya juga Alhamdulillah sudah mendapat sedikit pencerahan akan jalan mana yang mau saya pilih untuk masa depan saya nanti. InsyaAllah saya akan mendalami ilmu tentang Sistem Manajemen Lingkungan, yang saya rasa paling saya minati dan mengerti diantara yang lain. Mudah-mudahan semuanya lancar aamiin. 
 
Gitu deh, lika liku mahasiswa. Kemaren saya juga sempet posting agak galau gitu ya, mungkin bawaan puyeng lagi mengalami hari yang suram dan melelahkan, maklum aja :’)

Di lain sisi bidang akademis, beberapa minggu yang lalu saya tiba-tiba dikejutkan oleh DM dari Wildan. Sebelumnya saya emang BBM dia, karena dia sekarang di Kementerian SenBud BEM KM, ceritanya saya mau ngedaftar untuk jadi panitia OMI gitu. Tapi dia bilang nggak bisa bantu, kecuali kalau mau IAC. Saya iya-iya aja dan minta dikasih info kapan OR nya. Nah beberapa hari setelahnya, saya tiba-tiba dapet DM dari Wildan yang isinya minta saya untuk jadi Ketua Divisi Acara IAC. Reaksi pertama saya adalah.... Bengong. Hah? Gue? Kadiv Acara? IAC? Emangnya gue bisa?

Setelah saya berdebat agak panjang sama Wildan kenapa tiba-tiba saya gitu, akhirnya saya ngeberaniin diri untuk bilang iya. Sebenernya takut juga, takut banget malah. Ketakutan terbesar saya adalah karena ekspektasi yang begitu tinggi dari orang-orang ke saya. Itu sih. Kayak, “ya gue tau lah Rim lo kan kreatif banget, pasti lah konsepan lo keren dan acara tahun ini bisa oke banget.” Semacam itu. Bener-bener nggak suka. Malah jadi beban sendiri buat saya. Saya malah suka kalau direndahin, dalam arti ya orang-orang expect nothing dan cenderung ngeremehin saya, karena saya langsung on fire buat nunjukkin kalau hellooooo gue punya kualitas.

Balik lagi, sebenernya ada beberapa saat saya pengen mundur aja, ditambah kondisi kuliah yang lagi berat-beratnya kayak gini. Tapi kan nggak mungkin juga, ibaratnya udah bener-bener kecemplung ini mah. Dan banyak orang yang menaruh harapan dan kepercayaan dipundak saya, saya harus ngejaga itu. Takut iya, excited iya, bangga iya, semangat iya, tapi beban juga iya. Wah campur-campur deh rasanya. Saya coba jalanin aja semampu saya dan semau saya. Iya, karena saya nggak suka diatur-atur dalam meng-create sesuatu, walau tentu harus ada batas-batas yang saya ikuti. IAC ini saya anggap jadi refreshing buat otak saya setelah berkutat dengan berbagai tetek bengek keteknikan yang jujur nggak begitu saya suka, kalau ibarat jadi EO gini sih sebaliknya emang hobi saya banget! :D Jadi bersyukur Alhamdulillah untuk kesempatannya mewujudkan satu mimpi saya, Hamdallah hamdallah ya Rabb. :))

Pokoknya berharap yang terbaik aja untuk semuanya. Semoga kuliah lancar, PL lancar, IAC lancar, kehidupan lancar, hubungan sama Erbi juga tetep dan makin lancar. Aamiin.

Terimakasih, bulan kedua! :D
Ketika menulis ini, saya benar-benar sedang berada didalam sebuah fase dimana saya merasa sangat sendiri....... dan kesepian.

Entah apa dan kenapa, atau bagaimana serta kapan datangnya. Namun saya yakin, kita semua pasti pernah setidaknya merasakan apa yang sedang saya rasakan. Feeling lost. Apa yang hilang? Saya pun nggak tahu. Yang jelas, saya merasa hampa. Walaupun saya punya seabrek kegiatan, sejumlah sahabat yang luar biasa baiknya, pun dengan seorang pacar, tapi nggak tahu kenapa sekarang saya masih juga merasa sepi.

Apa ya? Mungkin ini sebuah bagian dari pendewasaan. Perkembangan pola fikir sampai pada tahap, apa sih sebenernya tujuan hidup gue? Ya, saya tahu toh hidup kita didunia hanya untuk mencari pahala sebagai bekal dikehidupan nantinya yang kekal, saya paham. Namun lebih dari itu, sebenarnya apa yang sedang saya lakukan sekarang?

Mungkin ini yang namanya perubahan fase dari remaja, untuk mulai memasuki masa dewasa. Ah, tapi rasanya terlalu dini. Saya hanyalah seorang anak yang tidak tahu apa-apa mengenai dunia, pun artinya. Tapi semakin hari, semakin saya menghidupi kehidupan saya ini, saya masih juga tidak mengerti benar-benar, lagi ngapain sih gue nih?

Iya, belajar, menjadi seorang sarjana, lalu bekerja dan membantu orang tua. Tentu itu tujuan semua orang, begitu juga dengan saya. Saya harus hidup terpisah dari kedua orangtua dan adik, ya untuk itu. Mungkin itu juga ya alasan kenapa saya merasakan hal seperti ini, sepi, karena tidak hidup berdampingan lagi dengan orang-orang yang paling saya cintai.

Ini tahun ketiga, dimana saya hidup sendirian. Hanya ada sahabat-sahabat yang setiap hari 'seliweran' di kehidupan saya. Entah gimana saya kalau nggak ada mereka, mungkin bukan cuma abu-abu, setidaknya abu-abu masih sebuah warna. 

Tulisan ini benar-benar nggak bermakna. Saya pun nggak bisa melihat korelasi antar kalimat yang saya tulis. Biarlah, kali ini saya hanya ingin berusaha mengurai benang kusut yang menyelimuti pikiran saya.

Mungkin, saya hanya sedang ingin dipahami. Selama ini saya merasa saya selalu mencoba "ada" untuk orang-orang disekeliling saya. Mendengarkan keluh kesah dan cerita mereka, berbagi tawa dan kesenangan. Namun jauh, jauh dibalik itu semua, saya memendam rasa hampa yang begitu besar. Mungkin saya juga ingin, atau butuh, memiliki orang yang bisa "ada" untuk saya. Orang yang benar-benar bisa melebur dengan semua keanehan dan kesuraman pikiran saya. Tapi saya tidak yakin, dan belum pernah menemukan orang yang benar-benar bisa tahan dengan saya yang seperti itu. Makanya, selama ini saya berusaha menutupi nya dengan selalu bersikap ceria dan terlihat biasa didepan mereka.

Topeng? Ah, terlalu jahat rasanya menyebutnya. Seakan saya menipu semuanya dengan hal yang palsu. Tidak, saya benar-benar bahagia dengan apa yang saya miliki, orang-orang hebat yang selalu baik kepada saya. Mungkin terkadang saya hanya butuh dimengerti, seperti saya selama ini berusaha mengerti.

Sometimes I just need to babble about everything I felt about. Tapi saya nggak tahu harus kepada siapa saya menumpahkan semua rasa itu, selain kepada Tuhan Yang Maha Besar, tentu. Bukan, bukan sekedar masalah sehari-hari, yang saya tahu, saya masih bisa mengatasinya sendiri. Tapi lebih ke....... apa ya? Mungkin lebih tepatnya, saya ingin membuka diri saya selebar-lebarnya, sepenuhnya, kepada orang yang bersedia peduli. Karena, menyimpan semuanya sendiri itu benar-benar melelahkan ya?

Saya akui, saya terlalu menahan diri. Saya terlalu sombong, untuk selalu bersikap kuat, dan menguatkan orang lain. Sementara sebenarnya saya pun rapuh dan butuh tempat untuk bersandar. Saya selalu sibuk untuk membahagiakan, pun saya sebenarnya juga ingin merasakan dibahagiakan oleh orang lain. Seperti sekarang.
Satuuuuuuu lagi kejadian seru-unik-nggak bisa dilupain bareng SIL 47!

Bosen ya topiknya mereka mulu? Hahahahahahahaha abis gimana dong, kelakuan-kelakuan mereka emang absurd banget sih, dan sayang banget kalau cerita-cerita seru bareng mereka nggak diabadiin lewat tulisan. :")

Jadi, gini ceritanya.

Hari Selasa, tanggal 8 Januari yang lalu, kita sedang menghadapi Ujian Akhir Semester dengan mata kuliah TLB. Apa itu TLB? Yaudahlah ya, anggep aja ngerti. Nah, gimana ujiannya? R%$F*^<>><T^&ER%^E%^E$^&%^%^&& Kira-kira seperti itu. Nggak usah nanya-nanya deh kepo amat!!!!! Emang ya, dosen yang satu itu tuh bener-bener..... ^$^$$%%#%%^!!! *emosi* *elus dada*

Dan hari yang nista itu bertepatan sama ulang tahunnya salah seorang personil di SIL 47, namanya Ikhsan atau biasa dipanggil dedek Sam dan juga ulangtahun matahari nya SIL 47 a.k.a Choliqqqqqqqq SIPPPP. Jadilah, mereka berdua yang lagi apes itu jadi korban keganasan tradisi anak-anak, yang lagi super beringas gara-gara pada dendam TLB. Diapain ajaaaaaaa?

Pertama, sehabis ujian dan itu hujan turun lumayan deras. Mungkin Choliq lagi sedih gara-gara nggak bisa ngerjain TLB, atau nggak diucapin selamat ulang tahun sama gebetannya, atau..... Yak, kenapa Choliq bersedih? Itu masih misteri :(( Yang jelas, matahari jadi nggak bersinar. Nah, keganasan anak-anak yang pertama adalah, pas baru pada keluar kelas, masih riweuh ujian, tiba-tiba Ikhsan kecil langsung di angkat, di gotong ke arah genangan air di depan kelas, dan di ayun-ayun sampai basah. Choliq yang ngeliat itu langsung berusaha kabur, ooootapi tidak bisa, bala bantuan pasukan yang lain langsung sigap nangkep Choliq. Akhirnya, Choliq pun ikut dijatuhin ke kubangan. Cukup? Ternyata anak-anak masih belum puas. Ikhsan digotong lagi ke kubangan air di depan sekret, yang lebih dalam, kotor, dan iyuuuuuh deh. Nah pas lagi heboh-heboh bersiap nyeburin, tiba-tiba keluarlah pengawas ujian dari kelas yang ada di depan sekret. Jedyarrrr, dimarahin, dan anak-anak langsung pada kabur. Ikhsan? Dilepas gitu aja, akhirnya nyebur ke kubangan, dan habis itu bangun sendiri, ikutan kabur. Hahahahahaha

Selanjutnya, gue nggak paham lagi gimana ceritanya tiba-tiba anak-anak udah pada ngumpul di belakang sekret baru, tepatnya di depan lapangan volli bekas parkiran motor Fateta, dengan Ikhsan dan Choliq yang udah jadi tawanan. Ternyata yang tadi belum ada apa-apanya, disini udah disiapin tali rafia bahkan tali tambang buat ngiket kedua korban itu, gue dan Tami sampai disuruh beli telor di Sapta. Bukan, bukan nasi pake telor kesukaannya Christo, tapi telor yang belum digoreng. Mana mahal lagi, masa satunya 2 ribu? Padahal sekilo aja 11.000 loh! *malah gosip ibu-ibu*

Oke. Setelah semua amunisi siap, penonton siap, korban siap pasrah, eksekusi pun dimulai. Sebelumnya harus nunggu lama dulu karena ada Pak Arif yang lagi asyik ngobrol di deket TKP. Ditengah guyuran hujan yang deras.... *ini kenapa jadi kayak bikin puisi (,--)* Ikhsan dan Choliq masing-masing di iket kaki dan tangannya. Ikhsan pake tali rafia, sementara Choliq pake tali tambang. Kenapa nggak adil gitu??!! Ya nggak tau mungkin Choliq anaknya lebih bersemangat dan kuat, yaudahlah ya. Setelah diiket, mereka berdua digotong lagi ke lapangan voli, dan dijatuhin di kubangan air yang warnanya coklat, dan jijik, dan lagi hujan. Jahat ya? Emaaaaaang! *kompor* Dan itu belum cukup loh, habis didiemin setelah beberapa saat, mereka berdua juga kena 'ceplokan' telor yang amissss banget. Eksekutor nya Tante Annet. Mungkin dia ada dendam pribadi atau apa, tapi puassssss banget nyeplokin Choliq pas ditengah-tengah JIDAT. Makin suram aja nggak ada matahari nongol dari jidatnya die. :(

Habis puas ngetawain ngecengin segala macem, akhirnya Ikhsan dan Choliq dibebasin. Sebelumnya anak-anak cowok udah lari-larian nyari spot ngumpet yang strategis. Emang gitu sih tradisi nya SIL 47 setiap ada yang ulang tahun, bahkan waktu Bos Hen sama Erbi kemaren jauuuuuuh lebih parah, sampe nggak tega ngepost nya hehe :"(. Nah, sementara anak-anak pada kabur, jadilah cewek-cewek dan Didi sang seksi dokumentasi tinggal disitu buat ngelepasin iketannya Ikhsan dan Choliq.

*nggak sempet gue foto :(

Dan nggak tau kenapa, tiba-tiba perasaan gue nggak enak... Merinding... Kayak ada hawa-hawa mistis....

Eeeeeeh bener aja! Beberapa detik kemudian gue liat ada dua dosen yang dateng ke tempat kita. Bahkan bukan cuma dosen, langsung Pak Sam dekan Fateta yang nyamperin! Nggak sempet peringatin anak-anak, gue kabur nyelametin diri sendiri hahahahahahahaha maap yak busyuk :p Disitu Miro yang pertama jadi korban. Dia yang lagi susah payah ngelepasin iketannya Choliq yang udah nggak tau itu berbentuk simpul apa, langsung ditarik tasnya dari belakang. Ternyata Pak Destrial, dosen TMB yang *katanya* emang sangar 'baik' :") Miro langsung ditanya, "DEPARTEMEN MANA KAMU?!" Anak-anak shock, Tami ngejawab pelan dan pasrah.. "Sipil Lingkungan, Pak..." Didi ditanya, "NGAPAIN KAMU GINI-GINI?" cuma bisa alesan "nggak pak saya mah bantuin doang..." Ya gitu deh kira-kira, kan gue nggak ada di TKP gara-gara kabur duluan ahahahahaha :P

Trus, nggak tau gimana, itu anak-anak yang ketangkap basah akhirnya bisa kabur. Kita semua pun panik mesti gimana. Akhirnya si kedua korban, Choliq dan Ikhsan dipulangkan dengan segera demi menghapus bukti-bukti, trus anak-anak yang lagi ngumpet nungguin dikejar Choliq dan Ikhsan, dipanggil buat 'rapat' di sekret. Setelah riweuh nanya-nanya kronologis anak-anak yang ketangkep basah, kita juga minta maaf ke anak-anak TMB yang ikut jadi korban dimarahin gara-gara kita rusuh. Nggak beberapa lama kemudian, kayaknya Pupu, eh atau siapa gitu lupa, dapet telepon dari Bang Cocon dan dibilangin kalau kejadian ini udah dilaporin ke Pak Asep dan Pak Arif di departemen sama Pak Sugi, wakil dekan. Jedyarrrrrrr! Suasana langsung berubah tuh, hening, garing, Cane pusing takut diturunin dari jabatan ketua Himatesil hahahahaha  akhirnya satu persatu pulang buat nyiapin nyali bakal diapain besok.

Besoknya, tanggal 9 Januari bertepatan sama ujian TPKU, dan pas banget yang ngawas nya Pak Arif. Anak-anak udah pasrah sekaligus dagdigdug bakal diapain sama Beliau. Dan bener aja, sebelum ujian dimulai, Pak Arif ngebahas soal kejadian kemaren dan nyuruh "yang bertanggung jawab atas tindakan seperti binatang dan primitif" itu buat ngadep ke departemen setelah ujian beres.

Nggak tau saking kompak atau ngerasa bertanggung jawab atau pada kepo juga pengen tau bakal diapain, akhirnya yang ngadep ke departemen lebih dari setengah angkatan! Iye, banyaaaaaaaaaaaaaak banget lebih dari 30 orang. Sampe nggak muat masuk kantor departemen dan akhirnya dibarisin di koridor udah kayak lagi upacara bendera. Disitu kita dinasehatin sama Pak Aep kadep SIL, tapi Beliau juga nggak keliatan marah sih, malah sambil ketawa-ketawa. Anak-anak mulai nyantai. Naaaaah setelah Pak Asep ngomong, giliran Pak Arif yang ikut ambil bagian. Suasana mencekam seketika. Daddy Ibung dan Miro yang tadinya ketwa-ketawa, langsung diem. Ajib udah nunduk aja. Gue yang tadinya *sempet-sempetnya* foto-foto juga langsung berhenti. Dan kena lah kita semua disemprot habis sama Pak Arif, dengan omongan yang ina ini itu ##@$#%$#%#%$%. Ditanya siapa yang bertanggunga jawab, dan Bos Yoni langsung nunjuk tangan dengan gagah berani. Emang bener-bener ketua geng penjahat sejati :'''))) Cane yang ngejelasin dan minta maaf segala macem kena juga dibilang BUSUK *panggil Age hahaha*. Ya, setelah panas terik hujan badai dan kita udah janji nggak bakal ngelakuin hal itu lagi, akhirnya kami pun dilepaskan. :''''))) *ambil tissue*
muka-muka tegang
BARIS!
Pas dinasehatin Pak Asep, masih nyantai
Pak Arif! Suasana mencekam
diskusi sebelum menghadap
sempet-sempetnya..... -_-
rusuh setelah selesai (1)
rusuh setelah selesai (2)
sempet-sempetnya...... -_- (2)

Setelah itu kita langsung rapat angkatan di Korfat. Apa yang dilakuin? Ketawa-ketawa bareng. Hahahahahahahahaha emang gila itu anak-anak. Bahkan Ikhsan yang dimintain komentar sebagai korban sempet-semoetnya bilang kalo dia seneng kok digituin, tanda sayang nya anak-anak ke dia. Awwww onyooo :'''3 Yaaa setelah sepatah dua patah kata dari Cane yang nggak jadi diturunin dari ketua Himatesil (;p) dan ngetawa-ngetawain kejadian ini, kami semua menyadari bahwa yang kayak gini nih yang justru bakal lebih nyatuin kami semua. Bisa aja, beberapa anak-anak nyari aman sendiri, nggak ikut ngadep ke departemen, berkilah nggak bertanggung jawab segala macem, tapi apa yang kami lakuin? Bareng-bareng ngadepin masalah ini. Pada kapok? KAGAAAAAK. Malah sempet-sempetnya ngatur strategi biar nggak ketauan lagi nanti-nanti. Hahahahaha. Disini kami bener-bener ngerasa dekeeeeeeeeeeeeeeeeeetttt banget. Literally bener-bener udah ngalamin susah seneng bareng. Dan itu, yang bikin gue sayang banget sama kalian, SIL 47.
rapat angkatan hahahaha

jargon kebanggaan......

SIL WOW!!!!

Entah udah berapa puluh kali nulis ini, tapi kalian emang bukan cuma sekedar temen sekelas doang, melainkan sebuah keluarga yang saling nguatin dan ngelindungin. Itu, yang paling berharga! Dan kejadian-kejadian kayak gini yang bakal selalu kita kenang. Yang akan membuahkan tawa lagi dan rasa rindu setiap kali kita mengingatnya, walaupun kita udah kepisah-pisah nantinya. Bakal jadi cerita seru yang bisa kita ceritain ke anak-anak kita, dan bakal jadi obat kangen pas kita kumpul-kumpul reunian. Udah banyak banget cerita indah yang kita tulis bareng-bareng, dan gue yakin masih banyak pengalaman-pengalaman yang lebih seru yang akan gue dapetin bareng kalian di depan. Ngeliat kelakuan kalian yang kayak gini, gue nggak bisa ngebayangin kalau tua nanti kita bakal jadi kayak gimana ya? Hahahahahaha. Tapi salut sama kalian semua, disatu sisi bisa nakal luar biasa, tapi masalah akademik juga nggak pernah kelewat. Bukan cuma sekedar ngabisin waktu dengan hura hura atau ngerusuh, tapi SIL 47 juga banyak ngasih gue pelajaran-pelajaran positif. Bukan cuma kebersamaan saat ngerjain orang atau nyontek-nyontekan, tapi belajar bareng-bareng sampai Pupu ngadain bimbel setiap mau ujian, saling tolong saat butuh, dan kebersamaan saat susah dan terpuruk bener-bener nyata kalian kasih. Goblok-goblokan bareng sampai sama-sama berjuang bertahan di departemen yang ganas ini. Bangga dan bahagia banget bisa jadi bagian dari kalian. Semoga bakal terus kayak gini ya, temen-temen. :')

Untuk bapak dan ibu dosen, maafin (lagi) yah kelakuan kami yang absurd ini, namanya juga anak-anak. :P

Life has its ups and downs... Sometimes you flying high, and sometimes you fall to a deep hole. But when you have a bestfriend who always walk by your side throughout this whole journey, then you have nothing to worried. Because all's worth it. ♥
-Rima, to @tamidwii

Ketemu setiap hari, dari bangun tidur sampai terkadang tengah malem bikin gue dan Tami udah paling kenal, ngerti, dan hafal satu sama lain. Semua cerita-cerita yang dialamin gue maupun dia, pasti sama-sama udah khatam. Ketawaan ngobrol ngalor ngidul, sampai nangis berduaan pas curhat-curhatan tuh udah jadi rutinitas sehari-hari. Walaupun kadang topiknya nggak jauh-jauh, muter itu-ituuuuuuu aja, somehow I never got bored.

These past days, gue dan Tami, entah kebetulan atau apa sama-sama mengalami...... Apa ya? Bisa dibilang masalah yang berat, yang membuat kita berdua sama-sama down banget. Biasanya yang banyak bermasalah selama ini tuh gue, dan Tami adalah seorang pendengar yang super baik dan sabar ngedengerin semua curhatan dan unek-unek gue, tapi kali ini dia pun ngerasain hal yang selama ini gue rasain. Situasinya kebalik. Kali ini gue yang harus bisa menjadi seorang pendengar yang baik buat Tami, yang bisa nguatin dia disaat lagi titik terendah gini. Karena gue tau banget rasanya. Been there, for quite some times make me really understand how it feels to be in that situations....

Dengan adanya masalah-masalah itu, akhir-akhir ini gue sama Tami jadi sering merenung. Biasanya topik obrolan kita nggak jauh-jauh dari si ina ini itu, tapi sekarang berkembang banyaaaaak banget. Bukan tentang orang lain, atau hal-hal lain yang selama ini sering kita komentarin. Tapi kali ini, kita sedang sibuk mengomentari diri kita. Ya, ada yang salah disini.
 
Mungkin emang sifat alami cewek ya, yang terlalu ngandelin perasaan sampai kadang ngelupain logika. Dikit-dikit dipermasalahin, masalah kecil dibesar-besarin, daaaaaan sebagainya. Gitu juga dalam ngejalanin hubungan. Gue sama Tami sama-sama masih childish, dan gara-gara itu jadi banyak masalah-masalah yang muncul. Terlalu banyak meminta, ekspektasi yang terlalu tinggi, membuat kita berdua mungkin kadang kebablasan dan jadi bersikap semena-mena. Ketika orang lain nggak bisa memenuhi keinginan kita, atau melakukannya dengan cara yang berbeda dengan yang kita mau, langsung deh..... Duarrrrrr! Dan setelah kita kehilangan orang yang kita sayang, baru deh muncul penyesalan yang besar banget. 
 
Kok kita kayak gitu ya? Kenapa cuma mentingin diri sendiri doang, tanpa mikirin gimana kalo ada di posisinya dia? Kenapa nggak bisa ngeliat dan ngehargain usaha-usaha dan semua kebaikan yang udah dia lakuin?

Memang pada dasarnya punya sifat yang manja, dan diharuskan hidup jauh dari orang tua bikin kita berdua kadang ngerasa..... a lil bit lost. Beruntungnya kita punya temen-temen, maaf koreksi, keluarga yang sehebat, sebaik, se-........ wow, gue bahkan nggak punya kata-kata yang bisa ngegambarin gimana beruntungnya gue berada ditengah-tengah SIL 47. Ini bukan sekedar kelakar biasa, tapi memang itulah yang gue, dan mungkin anak-anak lain rasakan.

Dan nggak tau kenapa, mungkin karena emang gue dan Tami yang sehari-harinya masih bersikap kekanak-kanakan dan manja, ah iya, plus selalu riweuh, bikin anak-anak SIL 47 yang lain kayak ngayomin kita berdua. Gue ngerasa diperlakukan dengan sangat baik, kayak punya abang dan teteh sebanyak 59 orang. Gimana nggak bahagia sih, dikelilingin sahabat-sahabat yang sebaik dan setulus mereka? Susah, seneng, udah gue lewatin bareng-bareng. Emang nggak ada yang ngeraguin gimana kompaknya SIL 47. Mungkin dari luar kami terlihat apatis, tapi didalamnya... Kami punya ikatan yang sangat kuat satu sama lain. Nggak ada yang nggak baik, serius. Terlebih anak-anak WHK. Mereka udah kebangetan sabar kayaknya ngadepin gue dan Tami yang selaluuuuuuuuuu ngerepotin. Nganter-jemput kesana-kemari, nolongin ini-itu, semuanya mereka lakuin, tanpa ngeluh dan pamrih! "Udah kuat kita mah ngadepin lo berdua, udah paham banget." Agi pernah ngomong kayak gitu. :") Jujur, baru kali ini gue ngerasain rasa sayang yang sesayang ini sama mereka semua.

Tapi karena itulah, karena ke-terlalu-baik-an mereka, dan perlakuan istimewa yang selalu kita dapetin, bikin gue dan Tami jadi kebiasaan manja, ngerepotin. Dikit-dikit minta tolong ini itu. Sampai omongan Ajib tadi siang, yang mungkin sepele, dan Ajib keluarin gara-gara dia lagi capek, tapi cukup bikin gue dan Tami tersadar. "Manja banget sih! Kan bisa sendiri!" Pas gue minta anterin pulang. Iya, emang manja banget, masa cuma gara-gara panas habis praktikum aja ngerengek-ngerengek minta anter, padahal kan seharusnya bisa sendiri. Hal itu yang bikin gue dan Tami tersentak lagi. 
 
Iya ya, kok kita kayak gini? Umur udah segini, udah mau semester 6, tapi kok kelakuan masih kayak anak SMP? Masa apa-apa harus minta tolong orang, dikit-dikit ngeluh... Kenapa nggak bisa mandiri?
 
That's it.

Itu yang memenuhi otak gue dan Tami belakangan ini. Semakin kita mikir, ngerenung jauh ke dalam pikiran, mengingat kembali semua hal-hal yang udah kita lakuin.... Akhirnya kita sampai ke satu kesimpulan: kita nggak boleh gini terus. Mau sampai kapan? Mau sampai kapan cuma ngelihat satu masalah atau kejadian cuma dari sudut pandang kita sendiri doang? Mau sampai kapan cuma mentingin apa yang kita mau, tanpa mengapresiasi apa yang udah orang lain kasih untuk kita? Mau sampai kapan terus-terusan mengandalkan orang lain?

Mungkin orang-orang yang mengenal dekat kita bisa menerima dan memaklumi itu, tapi nggak semua orang kayak gitu kan? Jadi, mulai sekarang.... Iya, mungkin ini terlambat, tapi lebih baik daripada nggak sadar sama sekali kan? Gue dan Tami berusaha berubah, memperbaiki diri masing-masing, saling mengingatkan. Bahwa udah waktunya kita belajar untuk mandiri, berdiri di atas kaki sendiri. Bukan, bukan karena nggak ada orang yang mau menopang kita dari belakang. Gue yakin banget, gue punya 60 sahabat, keluarga besar SIL 47 yang selalu siap sedia ngelakuin hal itu. Tapi udah waktunya kita belajar melakukan hal yang sama untuk orang lain. Dan dengan semua ini, kita berdua belajar juga untuk mikir jauh ke depan atas apa yang akan kita ucapin atau lakuin. Karena kita sama-sama udah ngerasain rasa penyesalan yang sangat besar akibat keegoisan diri sendiri.

Untuk Tami:
Jadi, bebs.... Fighting! :D Gue yakin kita pasti bisa berubah jadi lebih baik lagi. Pokoknya mulai sekarang harus bersikap dewasa, nggak manja-manja dan nggak riweuh-riweuh lagi ya... Kalo mau ngapa-ngapain atau ngambil keputusan yang penting, baca post ini, biar kita mikir panjang dan selalu inget untuk nggak cuma mandang sesuatu dari sudut pandang kita sendiri aja, oke? :D

I can't imagine what we would be if we grow old, someday... Hahahaha :P
Whatever happens, it doesn't matter, as long as you're here with me, and vice versa.
Don't worry Tams, I always got your back ;;)



1 Januari 2013...

Rasanya ada yang janggal. 20.....13???? Aneh ya! Hahahaha
Iya, biar heboh kayak orang-orang, gue mau ngucapin.... SELAMAT TAHUN BARU!!!!
*bakar petasan* *bakar menyan* *salah fokus*

I believe many people these days have written "waaah nggak kerasa ya udah tahun baru aja" yet damn yes! Itu juga yang gue rasain. Gila ya, 365 hari lagi udah kita lewatin, dengan banyak momen-momen berharga yang terukir pastinya.

Masing-masing orang pasti punya review-nya sendiri mengenai tahun 2012 kemaren. For me, last year was tough, with a little bit of thunder and storm, sometimes it was full of things that made me feel like I got struck by a lightning. *woelah lebay bhahahahak* But seriously, it gone too fast. Life hit me, gave me surprises, universe conspirations, obtacles, flying too high then hit the ground... but everything was so worth it. ;))

Banyak sekali pelajaran-pengalaman-kenangan yang nggak akan mungkin bisa disebutin satu-satu lagi, dan mungkin sebagian Alhamdulillah sempat gue abadikan di netju ini, sehingga nantinya akan selalu bisa jadi pengingat buat gue akan apa-apa saja yang udah pernah gue lakukan :")))

Satu hal yang bener-bener gue pelajari, bahwa nggak ada yang namanya kepastian dalam hidup. Jangankan 1 tahun, beberapa detik aja kejadian yang tadinya diperkirakan akan begini, bisa jadi malah terjadi sebaliknya. Bener-bener kuasa Tuhan menang banget diatas segala rencana manusia ya.

Jadi, sekarang gue nggak punya resolusi apapun untuk tahun ini. Gue cuma pengen ngejalanin sisa waktu gue yang udah ditetapin sama Tuhan, entah sampai kapan, for living it to the fullest. Ya, sesimpel itu. Bukan berarti nggak punya mimpi atau cita-cita yang ingin dicapai, tapi sekarang gue cuma pengen berbahagia. Membahagiakan diri sendiri, dan orang-orang disekitar gue. Itu aja, karena kalau kita berbahagia, insyaAllah apapun yang kita capai pasti akan sangat bermakna. Pokoknya mau bikin hidup ini berkah dunia akhirat. Asedap. :")

Bismillah, semoga kesalahan-kesalahan tahun kemaren bisa diperbaiki dan dijadikan pelajaran agar nggak keulang lagi ditahun ini. Saya percaya, akan ada banyak banget kejutan-kejutan dari Tuhan di depan. Satu lagi buku baru yang siap diisi oleh tinta-tinta kenangan penghias ingatan. So, lets see how it's going, shall we? ;)

Selamat berbahagia! :D
Newer Posts
Older Posts

Hello, It's Rima!

Hello, It's Rima!
A free-spirited hippy type that often get soaked from dive so deep into her complex thoughts and a lot of big feelings.

Labels

asi vs sufor engagement korean drama life menujurrumah parenthood Rania review film rima's k-drama recap

Blog Archive

  • ▼  2023 (1)
    • ▼  Januari (1)
      • Three years later....
  • ►  2020 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (5)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (35)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2015 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2014 (40)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (31)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)

Find something

Most Popular

  • Apa Cita-Citamu?
  • Everybody's Changing
  • Lumos
  • Do Something, Make Something
  • We Can't Wait Forever
  • Nozomi, A Hope
  • "Kalau nggak enak, kasih kucing aja"

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates