We Can't Wait Forever

by - Mei 03, 2014


Every single thing in life that happened is never fail to brag us, what the hell, it's passed already?
Yes, I often asked to myself, where have I been all this time, when life was happening? Because it feels like all of a sudden, days, months, even years have changed. Can't time wait to flies more slowly?

Speaking of waiting, what will you do when someone you love so much, so deep, asking you to wait for him, for now you can't be together, but he promises you (all the time) that he WILL coming back to you on the future?

To wait, or not to wait.

There are few different stories I want to tell, a completely different, but have one similar lesson lies in it.

First, (pakai bahasa Indonesia aja yah. hahaha) kemaren gue baru nonton sebuah film, telat banget emang sebenernya. Judulnya The Apple of My Eye, yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Walaupun filmnya emang jorok, iya sepanjang film ada adegan naked mulu hahaha but that's not a porn, lebih ke konyol sebenernya, tapi ceritanya sanggup bikin gue kepikiran dan nyesek sampai sekarang.

Kisahnya sederhana banget, tentang cewek dan cowok yang udah saling suka dari SMA. Si cowok ini, Ching-Teng Ko, anak paling bandel dikelas, sementara si ceweknya, Chia-Yi Sen adalah yang paling pinter. Bertahun-tahun, dari SMA sampai kuliah si Ching-Teng Ko terang-terangan ngejar Chia-Yi Sen. Si Chia-Yi Sen juga tau kalau Ching-Teng Ko suka sama dia, tapi Ching-Teng Ko nggak pernah nembak langsung, karena takut ditolak. Ada satu scene mereka berdua nulis pesan buat masing-masing gitu di lampion. "I love you so much, and someday, you will be mine." kata Ko Ching-Teng. Pas si Chia-Yi Sen nanya, "do you want to know the answer? I can tell you right now." Tapi Ching-Teng Ko bilang, "No, I don't asked you. So you can't turn me down." Padahal, Sen Chia-Yi nya mau bilang dia mau jadi pacarnya.

Unspoken love, bertahun-tahun. Dari SMA, kuliah, sampai akhirnya lulus. Padahal mereka berdua saling cinta, tapi perasaan itu cuma kependem aja terus karena Ko Ching-Teng nggak pernah berani buat nyatain perasaannya dan ngepropose Sen Chia-Yi secara langsung, dan Sen Chia-Yi nya cuma bisa nunggu. Sampai akhirnya, Sen Chia-Yi nikah. Sama orang lain. She can't wait anymore.

Sedih. Nyesek. Nyesel. Itu yang dirasain Ko Ching-Teng. Tapi karena cinta nya yang begitu besar, yang dia terus rawat selama bertahun-tahun, he just be able to say this in the end:


You Are The Apple of My Eye ini mirip-mirip sama Sepasang Kaos Kaki Hitam. Gimana Ari dan Meva, bertahun-tahun deket dan saling cinta, tapi sama-sama nggak bisa ngungkapin. Akhirnya? "aku tau kamu sayang aku, kamu pun tau aku sayang kamu. Kita nggak pernah berhenti buat saling menyayangi. selamanya. Kita cuma berhenti nunjukkin sayang itu dalam bentuk nyata. Kita ganti dengan bait-bait doa, dan mungkin dalam sujud panjangmu, ada nama aku terselip di dalamnya. terimakasih buat tahun-tahun tak terlupakan kita." Cuma kenangan yang bisa mereka punya.

Cerita kedua, ini cerita nyata. My mom has a very best friend since they were in high school. They are so close even until now, bahkan udah gue anggap kayak tante kandung gue sendiri. Tante gue ini punya cerita yang sediiiiih banget. When she was in high school, she had a boyfriend, her first love. Mereka pacaran dari jaman SMA, kuliah, sampai lulus. Setelah lulus, si cowoknya ini ditugasin selama beberapa tahun ke Kalimantan. Waktu itu belum ada hp, komunikasi cuma lewat surat dan telepon aja. Sebelum mereka LDR, si cowoknya bilang ke tante gue, dia janji, setelah tugasnya selesai, dia bakal balik dan ngelamar tante gue.

So she waits, for years. Sampai akhirnya komunikasi yang tadinya lancar, mulai berkurang, bahkan hilang, nggak berkabar. Tapi tante gue tetep nunggu, berbekal keyakinan akan janji si cowok, dan cinta yang begitu besar. Apa akhirnya nikah? Iya, si cowok akhirnya nikah, tapi bukan sama tante gue.

Tiga tahun tante gue nunggu, akhirnya itu cowok balik ke Jakarta. Tapi dengan istri dan anak. Can you imagine how she feels? Gue bahkan nggak tau apa yang bakal gue rasain kalau itu terjadi ke gue. Sampai dua puluh tahun setelah kejadian itu, tante gue nggak nikah, nggak mau nikah. Gue nggak tau alasannya, apa karena udah trauma banget sama laki-laki, atau cinta nya memang udah habis buat laki-laki itu. Udah berpuluh-puluh kali dikenalin sama laki-laki lain, tetep aja hatinya nggak bisa kebuka. Sampai keluarganya udah nyerah. Dan setiap ada reunian SMA, tante gue masih selalu berharap si mantannya dateng, so she can see his face, once again. Entah masih nunggu, atau apa gue nggak ngerti.

But weeks ago, gue dapet kabar yang sangat mengejutkan dari nyokap. Tante gue cerita ke nyokap gue sambil nangis-nangis, di umurnya yang menginjak 49 tahun, dia dilamar sama seorang duda umur 58 tahun, yang udah punya cucu. Dan yang lebih mengejutkan lagi, she said yes. Dan mereka akan nikah tanggal 14 Mei nanti. She can't wait anymore.

*****

Can you see the lessons?

Yes. We just can't wait forever.

Entah kita nunggu seseorang buat ngungkapin perasaannya ke kita, entah kita nunggu seseorang yang janji akan bersama kita suatu saat nanti, kita, pada akhirnya, nggak bisa nunggu terus. We will always move on, if not now, then eventually. Maybe in months, maybe in years.

Kita, apalagi perempuan, pada akhirnya akan memilih sesuatu yang pasti.

We will ended up choosing over someone who love us, who cherish us, who have the courage and commitment to be with us. Because that is all we need.

So, guys, don't make a girl wait too long. If you really love her, chase her, right now. And never let her go. Because you, at some point, will only realize how much you love her when that girl has left.

And girls, don't wait too long. If that guy really love you, he will make any efforts to be with you. No excuse. Because at some point, we have to let something go to make a room for something better.

Sen Chia-Yi akan selalu cinta sama Ko Ching-Teng, begitu juga sebaliknya. Tante gue juga akan selalu mengingat mantan pacarnya. Tapi mereka sekarang menjalani hidup bersama orang yang berbeda. Cinta dan perasaan memang nggak bisa diatur, nggak bisa dipaksakan, tapi kita selalu bisa memilih cara untuk menyikapinya. Apa kita akan memperjuangkan, atau hanya membiarkannya bersemayam dihati.



So, can you understand now? I can't wait forever.

You May Also Like

0 comments