Enough is Enough

by - Mei 19, 2014



Gue pernah baca cerita, gini nih kira-kira.

Suatu hari, Aristotle bertanya sama gurunya: "Apakah cinta sejati itu?" Trus si gurunya pun jawab, "Berjalanlah lurus di taman bunga yang luas. Petiklah satu bunga yang menurutmu paling indah dan jangan berbalik ke belakang." Si Aristotle akhirnya pergi ke taman bunga. Setelah beberapa lama, Aristotle kembali ke guru nya, tapi dengan tangan hampa. Sang guru pun nanya, "Mana bunganya?" Lalu Aristotle menjawab, "Saya tidak bisa mendapatkannya. Sebenarnya saya telah menemukannya. Tapi saya berpikir di depan masih ada yang lebih bagus lagi, dan ada yang lebih bagus lagi. Tapi ketika saya sampai di ujung taman, saya baru sadar bahwa yang saya temukan pertama tadi adalah yang terbaik. Tapi begitu saya kembali ke tempat saya membuangnya, bunganya sudah tidak ada, karena sudah ada yang mengambilnya dan menyadari kalo itu adalah bunga terindah di taman itu." 

Nah, kalian pasti udah tau jawabannya kan? Yes, that is true love. The more you search for the better, the more you will realize that you have left the best behind. :)

Manusia emang nggak pernah puas ya. Udah dapetin ini, masih mau yang itu, dan begituuuu terus. Maunya dapet yang paling gini lah, gitu lah. Padahal, sebenernya apa yang kita butuhin itu bukan yang paling-paling, tapi cukup sesuatu yang "pas" sama kita. Kalau kata Souljah, "tak selalu yang berkilau itu indah".

Untuk ngedapetin apa yang kita mau, pasti kita akan berusaha keras gimana pun caranya. Masing-masing orang emang beda. Ada beberapa orang yang, ketika udah pengen sesuatu, maka segala hal bakal dia lakuin. Kadang bahkan walaupun itu berarti merugikan atau menyakiti orang lain.

Begitu juga dalam hal percintaan.

Ada, beberapa orang yang nggak pernah puas sama pasangannya. Ketika ada satu hal yang nggak bisa dia temuin di pasangannya itu, maka dia akan terus nyari yang lebih baik, yang lebih indah, lebih "terlihat" sempurna. Tapi sebenernya apa sih yang mereka cari? Mereka tuh kayak.... The person who never knows what they want. The person who pretend to have grown up but can never make their own choices.

Kebohongan, pengkhianatan, itu udah jadi kayak hal yang biasa. Mereka selalu berpindah dari satu hati ke hati yang lain, dengan enaknya, tanpa peduli berapa banyak hati yang udah mereka rusak. But they are the person who always disguise their excuses by saying, “this is the best for us.” when they want to ended their previous relationship. Well, I utterly knew it was just going to be another excuse coming from their throats.

So what we can do after that, is just letting them go.

With the broken hearts that never be healed, the memories that will always linger to us, the traumatic feeling for being cheated and lied to, until we barely can trust anyone again.

Sementara kita berjuang untuk mengumpulkan kepingan-kepingan diri kita lagi, mereka disana bersenang-senang, dengan apa dan siapa yang mereka kira lebih baik dari kita. Mereka, untuk sementara terpuaskan.

But at some point, they will coming back to us....

Ketika mereka sedang terjatuh, ketika mereka mendapat masalah, atau ketika mereka merasa sendiri dan kesepian.

Kemana pasangan baru mereka? Kenapa mereka kembali mengadu ke kita, setelah semua hal yang mereka lakukan? After they abandoned us, after they hurt us. Tapi orang-orang ini, adalah orang-orang yang begitu handalnya mempermainkan perasaan. They will, once again, making up their excuses. Omongan-omongan manis pasti keluar dari mulut mereka. Mereka akan bilang kangen lah, pasangan yang baru nggak sebaik dan sepengertian kita lah, mereka nyesel pisah sama kita, bahkan sampai bilang, "mau gimanapun aku nanti pasti balik lagi ke kamu, kamu harus percaya itu." And for the people who really love them, so much, so deep, our heart will get flutter, shaken, by those sweet words they told us.

For some moment, all of our struggle to move on and forget them, will be end in smoke. Kita, tanpa sadar, jadi mikirin mereka lagi, me-recall kenangan-kenangan indah kita waktu sama mereka, bahkan mulai berani untuk menaruh harapan dan mimpi untuk bisa kembali lagi ke mereka, suatu saat nanti.

But what I found out, all that things are wrong.

Those words just denial. Orang yang berkomitmen dan bener-bener bertanggung jawab nggak akan berani dan mau ngejanjiin ini itu sama orang lain padahal dia punya pasangan. Dimana hati nurani nya? Mereka nggak mikirin perasaan pasangannya emangnya? Kepikiran nggak, jangan-jangan apa yang mereka omongin ke kita sekarang itu sama kayak apa yang mereka omongin ke selingkuhannya waktu dia masih sama kita? Kepikiran juga nggak, jangan-jangan mereka ngomong kayak gitu nggak cuma ke kita aja? Kalau kata Om Mario Teguh ya, "ketidaksetiaan itu bukan karena kesempatan atau kebetulan, tapi karena keputusan." hehehe

Satu hal memang yang sampai sekarang saya nggak ngerti, why they do that? Why they want to keeping us around them when they left us once? Why they can't let us be free and happy without them?

So, for those people, here is my word: Enough is enough. Discover what you really need, not just what you always want. So one day, you can really find who is the one you are looking for.

And for us, all we can do now is to keep moving forward.

We already on the right track. Don't trapped again in the same game. We can't expect people to change, we can only love them. Yes, maybe, just maybe, we will always love them, maybe we can't stop care about them. That's fine, however they once were our lover. But as the quote says, "some people can stay in our heart, but not in our life."

Enough is enough, we deserve someone who truly love us. Who accept us for our worst and best. :)

 

You May Also Like

0 comments