Everybody's Changing

by - Oktober 20, 2014



Recent song on play: Keane - Everybody's Changing

Manusia, memang penuh kenaifan ya.

Ketika kita sedang berbahagia, serasa dunia hanya milik kita dan waktu seolah berhenti untuk ikut merayakan, kita tidak akan pernah mau mengingat, bahkan berusaha melupakan dan melenyapkan kenyataan, bahwa semua hanyalah sementara. Bahwa semua hal akan berujung pada akhir. Bahwa kepastian paling pasti dalam hidup adalah ketidakpastian. Dan bahwa kita, semua, ditakdirkan untuk kembali pada kesendirian.

Dan barulah saat harinya datang, ketika kita harus kembali melepaskan dan merelakan, lalu menumpahkan segala kesedihan akan kehilangan, kita tersadar, bahwa inilah harga yang harus selalu kita bayar dari sebuah pertemuan, yaitu kembali pada perpisahan.

Beberapa hari yang lalu saya mendengarkan cerita seorang teman. Bagaimana ia memutuskan untuk tidak lagi berharap kepada manusia. Because everybody's changing. Tidak ada yang pasti dalam hidup, dan tidak ada yang bisa menjamin bahwa masa depan akan seperti apa yang telah kita impikan. Maka ia memutuskan pasrah dan menjalani dalam kesendirian.

Tanggapan saya waktu itu:

"Lo terlalu sombong, untuk nerka-nerka masa depan. Menurut lo ikhlas itu kalau lo UDAH terpaksa nerima suatu keadaan? Ikhlas justru nerima apapun keadaan yang AKAN terjadi. Kalo lo sekali ketabrak mobil, trus lo trauma akhirnya gak mau keluar rumah lagi, gimana lo bisa hidup?

Setelah saya baca-baca lagi.....

Gile, sotoy amat gue!  Hahahaha

Temen saya itu beneeeeeeer banget. Kayak yang saya bilang di awal, manusia memang naif, merasa memiliki segalanya. Namun ketika sesuatu itu hilang, baru kita sadar kalau sebenarnya kita tidak pernah memiliki apapun.

Contoh gampangnya: cinta-cintaan.

Guess I don't have to talk about this thing much yaah :))) We all know that love is a real-but-delusional feeling, at the same time. When we were in love, semuaaaaaaa indah. Pokoknya setiap saat bersamanya terasa paling membahagiakan deh. People do craziest things for love, walaupun bentuknya berbeda-beda. Cinta itu emang manis, semanis janji-janji yang diucapin. "Kita pokoknya bareng-bareng terus yaaaah :3" "Nanti kita punya anak 11 ya, biar rumah kita rame!" "Nggak adalaah yang bisa misahin kita sampe maut menjemput huhuwww" daaaaaan berjuta kata-kata indah lainnya.

Atau contoh lainnya, pertemanan.

Kita punya BFFFFFFFFFFFFFFF sampe F nya nggak terhingga banget deh. Pokoknya selama di sekolah atau kampus, ngapa-ngapain selaluuuuuu bareng-bareng, nggak terpisahkan. "Kita tetep sahabatan ya sampe tua nanti!" "Lo kalo ada apa-apa cerita aja ke gue!" sekali lagi, dan berjuta kata-kata indah lainnya.

But time flies.

And everybody's changing.

Coba deh, berapa kali kita ngalamin yang namanya putus cinta dan patah hati? Baruuuu juga dua hari abis bilang I love you so muuuch, lalu tiba-tiba diselingkuhin. Baruuuu abis kangen-kangenan, seminggu kemudian hubungannya dingin kayak martabak sisa semalem. Baruuuu juga abis ngayal babu minta resepsi nikah nanti kayak Raffi-Gigi, eeeh besoknya ditinggalin.

KEMANA MAAASSS JANJI-JANJI MANIS MU SELAMA INIIIIH??

Kalau kata Dokter Nam di drama Discovery of Love mah (btw gue kasih ratingnya 10/10! Tapi sepuluh-sepuluhnya cuma karena akang Eric yang gantengnya kelewatan uuwuwuwu. Oke skip) gini nih:
"The expiration date on the promise is until the love is over."

Betyulll syekalii. Booookk, never trust any forever. Never trust any long-term promises.

Begitu juga sama pertemanan. Kita pasti sering banget ngalamin, dulu waktu masih bareng-bareng kerasa banget sayangnya, perhatiannya, serunya sama temen-temen kita. Tapi begitu kita lulus, pisah, pelan-pelan hubungan itu teruuuus menjauh. Dari yang tadinya komunikasi tiap hari, sampai jadi susah dihubungin. Dari yang tadinya mau main tinggal ayooo jalan, sekarang harus ngatur schedule dari berminggu-minggu sebelumnya. Yang tadinya bisa ketawa ngakak gara-gara hal sepele, sekarang kalau ketemu ngeluhnya masalah kerjaan di kantor.

Begitulah.

Maka saya, dan pasti kita semua sangat amat teramat mengerti apa yang dimaksud temen saya tadi, untuk tidak menaruh harapan pada manusia.

Setelah putus, biasanya kita akan...........
"Pokoknya gue nggak akan mau lagi pacar-pacaran! Aaaaah semua janji-janjinya bullshit lah!"
"Padahal  gue udah sesayang itu sama dia hikksss... Kayaknya gue nggak bisa deh sayang sama orang lain lagi."
Atau yang paling sering diucapin cewek-cewek: "Udahlah capek pacaran, nikah aja deh nikaaaaaahhhh"

Karena itu, temen saya bilang, makanya Rim gue nggak mau kayak gitu. Nanti gue jadi sakit sendiri kaaan?

Sekali lagi, saya setuuuuuju banget!

Rasa sakit yang paling sakit memang kehilangan. Apapunnnnn. Jangankan kehilangan orang yang disayang, kehilangan barang aja bisa nangis bombay. Apalagi kalau yang hilang kayak Lamborghini nya Om Hotman Paris yang mentereng itu. Huhuwww

Tapi, apakah karena kita takut kehilangan, kita jadi nggak mau untuk memperjuangkan?

Biasanya siiih, biasanya yaaaah, manusia nggak ada yang tahan sendirian.

Coba deh perhatiin, temen kamu, atau bahkan diri kita sendiri, yang udah sumpah serapah pokoknya nggak mau punya pacar lagi, eeeeeh beberapa bulan kemudian udah gandeng orang baru. Kita yang sedih-sedih karena temen-temen udah pada pisah dan punya kesibukan masing-masing, eeeeh beberapa lama kemudian udah sibuk sama temen baru. Ya nggak?

We can't stop people from loving, and leaving.
That's the way it goes.

Jadi, kita memang tidak bisa memprediksi masa depan. But actually, our future is just the next page of what we write in this present. Dan memang benar, kita sesungguhnya tidak pernah memiliki apapun untuk selamanya. Tapi semesta mengizinkan takdir kita untuk bersinggungan dengan orang-orang yang telah dipilihnya. Whether they'll stay in our life for a quite long time or just passing by.

Ngomong doang sih emang gampaaang yah. Ahahaha :"D

Yang paling pasti, memang semua akan berubah seiring berjalannya waktu. Tapi manusia pada hakikatnya nggak bisa hidup sendirian, maka itu kita butuh teman. Mungkin maksud temen saya itu bisa dibenerin jadi gini, kita butuh orang lain, tapi kita juga harus siap jika saatnya kembali sendiri. Namanya juga bersinggungan jalan sama orang, pasti ada waktunya berpisah lagi. Tapi nanti pas kita lanjut jalan, pasti ketemu orang baru lagi. Perubahan memang nggak mudah. It hurts so bad, it hurts so much, but we still have to go through it. For the rest of our life.

So love what you love, be happy as you can, cry when you're hurt, and leave when the time is come.

Jangan hanya karena kita pernah gagal, kita pernah kehilangan, lantas kita selamanya menutup diri dan tidak mau untuk terus berjalan. Justruuu karena kegagalan-kegagalan dan kehilangan-kehilangan tersebut, kita sudah tau rasa sakitnya seperti apa, and we knew, we will always get up again in the end.

Pesan moralnya gini:
Yes, it takes two for tango. But whether you're alone or not, you still can do poco-poco. (Naooon maksa amat hahaha)
Jadi, mau sendiri, berdua, atau rame-rame, kita tetep bisa joget dan berbahagia! 


Sekian dan terima sumbangan,

You May Also Like

0 comments