Woooow... Wow. Wow. Three years have passed in a blink of an eye, yet so many things happened at the same time. Where am I now, what has happened, how's life going on....
Should I "renervate" this blog and make it live again?
Pas film Kim Ji Young, Born 1982 tayang di bioskop tahun lalu, gue pengeeen banget nonton. Sayangnya, nonton bioskop menjadi hal yang nggak bisa lagi gue prioritaskan, sejak ada Rania. Nggak tega aja, rasanya ninggalin anak lebih lama lagi, selain buat kerja di kantor.
Alhasil, keinginan nonton filmnya ketunda sampai gue punya kesempatan untuk nonton online (Monmaap ilegal :')). Agak ironis, nonton Kim Ji Young sambil ngegendong Rania yang saat itu lagi demam dan nggak mau lepas dari pelukan ibunya, sampe gue izin nggak ngantor. So, jadi pengalaman yang sangaaattt relatable. (Mamak nangis sesengukan ngeliat Ji-Young dan bawaannya pengen teriak "I FEEEELLL YOUUUU")
Nggak lama setelah nonton versi filmnya, kebetulan suami pun beli novelnya dan gue baca beberapa bagian (nggak semua), plus ngedengerin review dari Kakiram. And for sum up about both the movie + novel is: It is just an ordinary story. About becoming a woman, a mom, a daughter, a wife, and.... a person.
***
Tentang 'pilihan'.
Setelah jadi ibu, gue merasakan banget gimana seorang ibu tuh punya tanggung jawab, peran, (dan tuntutan!) yang besar.
Setiap hari, gue selalu dirundung perasaan bersalah, dan dilema karena harus ninggalin anak dan nitipin ke nyokap gue, sementara gue pergi kerja. Apa gue ibu yang buruk? Apa gue resign aja dan fokus mengurus anak gue? Masa gue sebagai orangtua, cuma bisa "ngebuat" anak aja, tapi nggak bisa ngurusin sendiri. Tapi di sisi lain, gue suka bekerja dan gue suka mendapatkan uang dari hasil kerja keras gue. Dan kalau mau menjadikan anak sebagai alasan, gue akan bilang, gue kerja juga demi anak gue. Demi menciptakan kehidupan yang layak, untuknya tumbuh dan berkembang.
Kehidupan pasca punya anak membuat perubahan yang sangat besar buat gue. Secara fisik, mental, semuanya. I'm an ambitious person, to say. Gue punya banyak target, keinginan, dan ambisi besar untuk diri gue sendiri. Gue pengen merasa berdaya, gue pengen mengejar kesuksesan, gue pengen menjadi orang yang remarkable. Apalagi gue merasa gue masih muda, banyak yang pengen gue raih. Tapi sekarang, seringkali gue merasa hidup tuh jadi..... melambat (?).
Sering gue bilang ke Kakiram, "aku dilema banget. Di satu sisi aku pengen berkembang dan ngejar karier tinggi, tapi di sisi lain aku butuh kantor yang bisa ngasih fleksibilitas biar aku juga bisa ngurus Rania". Kantor gue yang sekarang bisa memberikan yang kedua. Dan gue nggak tau apa prioritas gue. So for now... I stick with the latter. Flexibility.
Ada satu scene di film Kim Ji Young, Born 1982 yang pretty much reflect that situation. Gue suka banget waktu scene di mana Ji Young lagi ngobrol sama atasannya (yang juga perempuan, punya anak, dan udah punya karier tinggi di perusahaannya). Kira-kira gini dialognya:
"Kamu pasti ngira saya punya segalanya ya?", kata si atasan. Ji Young ngangguk-ngangguk.
"Kenyataannya, nggak. Maybe I look like successful career-woman. But behind this, I'm a bad mom, a bad wife, and a bad daughter".
Yup, untuk menjadi perempuan yang sukses dalam karier, si atasan Ji Young harus ngorbanin banyak hal. Dia nggak bisa ngurus anaknya sendiri, "nyusahin" emaknya karena nitipin anaknya, dan nggak bisa ngurusin suaminya.
Pilihan. Ini yang harus dihadapi banyak perempuan. Bahkan punya pilihan menurut gue adalah privilege. Bisa memilih antara menjadi wanita karier, atau ibu rumah tangga, adalah hak istimewa. Banyak dari kita yang bahkan memutuskan untuk bekerja atau nggak, karena keadaan. Andai kita bisa memilih....
Waktu itu gue juga pernah ngelihat potongan video seorang standup comedian luar (maaf lupaa banget siapa namanya). Intinya dia bilang bahwa dia dan suaminya bisa ngelakuin apa yang mereka suka karena mereka punya privilege. Mereka punya privilege untuk bisa hire baby sitter buat ngurusin anak di rumah dan maid untuk beresin urusan rumah. Dan privilege itu mahal harganya.Some of us didn't born with it, some of us didn't get to have it even we've worked hard, and some of us have to live without it, until the rest of our life.
***
Tentang 'pengorbanan'.
Gue pernah nanya ke Kakiram, "kenapa, aku sering ngelihat perempuan memuja muji pasangannya ketika pasangannya mau ngebantu ngurus anak, ikut beberes rumah, dll, serasa itu adalah hal yang besaaar banget? Tapi laki-laki yang ngelakuin hal serupa ke istrinya nggak sebanyak itu."
Suami gue bukan tipe cowok yang flattering me with sweet words. Jadi sejujurnya gue pun kadang DYING TO HEAR THOSE WORDS OF AFFIRMATIONS hahahah.
Kenapa nggak semua laki-laki berterima kasih atas semua itu? Karena masih banyak yang menganggap, bahwa hamil, melahirkan, ngurusin anak dan rumah tangga, emang udah "kodrat" dan tugasnya perempuan.
Di novel Kim Ji Young: Born 1982 (btw sayang banget dialog ini nggak ada di filmnya, padahal menurut gue powerful banget!), ketika suaminya Ji Young meminta untuk punya anak dan ngomongin soal "peran" dan "pengorbanan" yang mereka lakuin, ada yang jlebbb dan relate banget.
Kim Ji Young bilang, ada banyak hal yang mesti dia korbanin ketika punya anak. Dia bakal ngalamin perubahan pada tubuhnya, ngorbanin kariernya, waktu untuk diri sendiri, bergaul sama temen-temen, dll dll. Ada banyak hal yang bakal hilang dari dirinya.
Trus si suami Ji Young bilang kira-kira, "Jangan fokus sama apa yang bakal hilang. Aku tuh juga bakal berkorban banyak hal. Kalau nanti kita punya anak, aku bakal nggak bisa pulang malem, nggak bisa ikut nongkrong sama temen-temen, nggak bisa ikut acara kantor", dll dll. Kira-kira kayak gitu ya.
Dan reaksi Ji Young kayak.... "WTH MEEN YOU CALLED THAT AS A SACRIFICEEEE?? HAHH LO BANDINGIN NOH SAMA GUEHH!"... trus gue bacanya sambil nunjuk-nunjuk suamik. Nih lo liat nih woy! (because it's so real!!!!) hahahaha.
Gue paling sebel kalo Kiram udah bawa-bawa statement "udah berusaha pulang cepet dari kantor, etc etc etc". Ih nggak ngeliat nih gue udah bedarah-darah perut dibelek, nyusuin sampe nih tetek dioperasi, nggak bisa tidur gegara anak maunya nempel sepanjang malem. HIIIHHHH SEGITU AJA LO BILANG USAHA!!! *emaap emosyii sayahhh hahaha.
Kim Ji Young: Born 1982 tuh kayak calling men to look at their privilege, uncomfortable enough to make them uncomfortable.Persis sama reaksi Kakiram yang langsung cengar cengir genggeus pas gue berapi-api unjukkin part di atas, huehehehe.
Ngomongin pengorbanan emang nggak bakal ada habisnya. Masing-masing pasti ngerasa "paling". Jadi daripada ngerasa PALING berkorban, emang mending berusaha SALING berkorban lah. Ngertiin satu sama lain, saling bahu membahu. Karena nggak ada tuh istilah "membantu" di urusan rumah tangga dan anak menurut gue. Toh itu rumah berdua, anak berdua, bikinnya berdua, ya mbok ngurusnya juga berdua dong. Sama-sama punya tugas bersama.
***
In the end... Kim Ji Young: Born 1982 emang ngegambarin aja gitu kehidupan sehari-hari kita, yang menurut gue sangat relate di banyak hal. And I looooove everything about the novel & movie, except the mental ilness part. I'm sorry I just can't buy it. Mungkin karena ada banyak pertanyaan dan nggak ada jawaban dan penjelasan yang jelas soal bagian mental ilness nya Kim Ji Young.
Tapi teteuuuup, ai mewek puooolll pas emaknya Kim Ji Young nangis-nangis ngelihat keadaan anaknya. Sampe kapanpun kita emang bakal tetep butuh ibu ya. Even every mom, needs their mom too. :')
Dan sesedih itu pas scene Gong Yoo (Dae Hyun) di meja makan sama Jung Yu Mi (Kim Ji Young) dan jujur soal ketakutannya dia ngelihat istrinya yang sakit, dan ngerasa bersalah karena mikir istrinya sakit gitu gara-gara nikah sama doi. (Girls, find yourself a husband like Gong Yoo Dae Hyun!).
Kim Ji Young: Born 1982 will help us, not only women to realise the very common things that we often didn't even care so much because they happen on daily basis are actually a part of gender inequality. And from my two cents: treat your partner well, teman-temaaan!
"Whether it's breastfeeding, or bottle-feeding; whether it's mom's milk or formula milk; at the end the most important thing is you feed them."
Disclaimer: ini tulisan gue buat untuk #30haribercerita. Dan gue sharing ulang di sini.
Melihat panasnya perdebatan tentang ASI di twitter membawa gue mengingat lagi momen pertama kali gue datang ke konselor laktasi, setelah dua minggu Rania lahir.
"Ibu, siapa yang bilang Ibu wajib menyusui anak Ibu?" kata sang konselor.
Gue, yang datang ke ruangannya dengan kondisi berantakan -nipple luka berdarah, anak rewel, berat badannya pun turun- bingung tiba-tiba ditanya gitu.
"Henggg.... anjuran WHO?" jawab gue ragu.
"Allah, Bu. Dalam Al-Quran Allah udah menuliskan untuk menyusui dua tahun lamanya." jawaban yang gue nggak sangka, dan dilanjutkan dengan menyodorkan sebuah kertas ke gue yang berisi perbandingan antara anak ASI dan anak susu formula.
Sungguh dahsyat isi tabelnya, seabrek keuntungan yang diperoleh anak ASI dari bonding bersama Ibu, daya tahan tubuh, IQ tinggi, sampai beberapa hal yang bikin gue mengernyit, anak ASI lebih peka dan punya kepedulian tinggi, dan sebagainya.
Lalu, sejak pulang dari konsultasi itu, tertanam di otak gue bahwa: gue harus menyusui. Apapun dan gimanapun caranya. Dan ASI, pasti cukup. Nggak ada yang namanya anak kekurangan ASI.
Hari-hari setelahnya, adalah hari-hari terberat buat gue dalam hidup. MengASIhi, sangat sangat sangat berat.
Di saat gue melihat banyak ibu-ibu yang posting freezer penuh ASIP berbotol-botol, hasil pumping ratusan ml, gue justru harus masuk ruang operasi karena mastitis, dan pasrah satu payudara gue akhirnya nggak lagi mengeluarkan ASI.
Menyusui hanya dari satu payudara, jelas berat buat gue.
Dan yang gue lupa, juga berat untuk Rania.
Di saat gue bersikeras Rania hanya boleh minum ASI, nyokap gue, setengah marah, bilang ke gue, "kamu mau anak kamu kelaparan?!". Sebuah hentakan yang bikin gue sadar.
Gue akhirnya meminumkan Rania susu formula, sambil.... wah bergejolak rasa bersalah, nggak terima, nggak ikhlas, malu, dsb.
Setiap artikel, forum, yang gue baca, seakan-akan mengharamkan meminumkan sufor ke bayi. Bahwa ASI itu tidak tertandingi, ASI itu hak anak, dan nggak sedikit tulisan di forum yang membawa embel-embel "anak sufor adalah anak sapi."
Sampai suatu ketika dokter anak gue bilang, pas gue curhat soal susu formula ini. "Buu, sufor itu bukan racun. Yang penting anaknya tumbuh sehat, ibunya sehat."
Akhirnya yaudah gue jalanin aja sebisanya, nggak ngoyo kayak dulu lagi. Rania masih nyusu langsung, minum ASIP, dan minum susu formula juga. Dan ternyata, waahhh... lebih menyehatkan.
Menyehatkan fisik dan mental gue. Menyehatkan buat orang-orang terdekat gue.
Gue nggak lagi stress, nggak lagi kena mastitis (gue akan sharing tentang terkena mastitis dan abses payudara yang Subhanallahh......), dan Rania, alhamdulillah (dan bismillah semoga terus) sehat.
Yang dulunya gue lebih sering nangis sampai ngerasa nggak bisa ngurus Rania, sekarang sangat sangat sangat menikmati setiap momen bareng dia. Kalau nggak ASI, nggak bisa bonding sama Ibunya? Alhamdulillah Rania nempel banget sama gue.
Di kasta para Nazi, mungkin gue level terbawah kali ya. Udah mah anak dikasih susu formula, diminuminnya pakai botol pula. HIH, nggak memperjuangkan hak anak bgt! (HAHA BODO)
I'm not endorsing formula milk, tapi cuma pengen bilang ke ibu-ibu lain yang mungkin nggak bisa mengASIhi, ASI nya dirasa kurang, atau karena keadaan bahkan pilihan dan anaknya nggak disusuin lagi:
IT IS OKAY. IT'S TOTALLY OKAY.
Dan buat ibu-ibu yang dianugerahi ASI berlimpah, bisa nyetok ber-freezer-freezer, you deserve to be happy, you deserve to be grateful, and you deserve to be proud.
Every mom knows the best for their children. So stop judging, stop comparing.
Dan selain ASI, Ibu yang bahagia adalah juga hak anak.
Jadi, yang penting Ibunya bahagia ya, biar anak kita juga tumbuh bahagia. It's what they gonna remember, foverer.
Rania Narakirana Ramadan.
29 September 2019.
Hampir empat bulan, setelah kehidupan gue berubah segitu drastisnya semenjak kehadiran mahluk mungil ini. Rania, nama yang udah gue persiapkan jauh, jauh sebelum kedatangannya. Bahkan jauh sebelum gue ditakdirkan menjadi orang tuanya.
Rania means "queen". Literal queen, in Arabic. And on the other hand, it was the name of Queen Rania of Jordan. The queen I love the most, for her beauty, grace, intelligence, and her advocacy works in various issues.
Narakirana. Nara- Greek origin, means "happy". In Indonesian, Nara is a person. And Kirana, a very beautiful word of "light" in Sanskrit. We put our faith that she always shines brightly, beaming with joy, and radiating happiness to others.
Her lastname is Ramadan. From her dad's name, and our hopes that her life will be full of blessing like the holy month Ramadan.
Ada banyak banget cerita tentang dan untuk Rania, yang suatu saat akan gue ceritakan. Bagaimana perjuangan melahirkannya ke dunia dan membuat gue jatuh cinta dalam sekejap. Bagaimana rasa sakit secara fisik nggak ada apa-apanya dibandingkan melihat dia tumbuh dengan (inshaaAllah) sehat. Dan bagaimana Rania membuat gue berbahagia setiap detiknya.
It's overwhelming, honestly. I'm so nervous, get scared, and unsure about many things and what will come down the road ahead. Parenthood is never easy. But everytime I look into her tiny eyes, it's just feels like she tells me, "we'll figure it out. And we're in this together." Sehat selalu, cintanya Ibu. 🧡 .
Jadi, tahun lalu, gue punya rencana.
Begini rencananya....
Waaah, tahun ini (2018), gue bakal nikah. Oke, nanti gue bakalan rajin ngeblog. Mulai dari soal persiapan nikahan, list vendor-vendor oke, apa aja yang harus dilakuin, sampe rasanya jadi newlyweds. Asikasikasik hakhakhak.
Nyatanya.....
Satu tahun ke belakang (masih 2018), waktu gue habis buat ngurusin persiapan nikahan yang makan waktu hampir setahun lamanya. Boro-boro sempet ngeblog, weekend bisa pacaran normal aja syukur. Bukan cuma waktu habis buat ngedatengin calon vendor dan rapatin ini itu sama Kakiram, tapi juga mesti nahan-nahan diri buat gak ngeluarin banyak uang. Mending nabung boooookkk buat nambah-nambah gubukan catering. (Maklum, gue dan Kakiram pengen nikah sederhana dan sebisa mungkin gak ngerepotin orang tua, yang artinyaaa sebagian besar uang harus dari kami berdua).
Intinyah, gue gak jadi ngeblog tentang persiapan kewong, tapi Hamdulillah untungnya tetep jadi meniqah. Hakhak. Di tanggal 8 Desember 2018 lalu, akhirnya saya resmiiiii menjadi istri orang fufufufu~~
Berikut sedikit dokumentasi hari di mana penuh ketegangan, kesyahduan, kelegaan, dan juga keriweuhan nan tiada tara.
Ps: Nikahan gue diadain di Graha Jala Bhakti, Pangkalan Jati yang venuenya MURSIDA BAMBAANG alias murah banget. Hanya 5,5 juta biaya sewanya, belum termasuk tambahan akad, charge kebersihan dan keamanan. Lalu kami berdua cuma ngundang 250 undangan aja. Nanti deh pankapan ai review vendor-vendor yang cucok buat rakyat misqueen kayak gue, kalo ada waktu nan kesempatan tapik. Hakhak.
On the more serious nooooooote, bener kata orang-orang sih, sebenernya acara nikahan tuh, lo gak bakal segitu ingetnya. Serius. Gue sama Kakiram cuma inget kita mesti berdiri dua jam salaman dan foto-foto dari mulai masih fresh sampe muaq dengan "ayo gaya bebaaaaassss" dan pengen cepet-cepet selesai~ hahaha.
***
Kelar kewong resepsi, dimulailah kehidupan sepasang newlyweds yang....... sangat nano nanooo Allahuakbar hahahaha. Menikah itu indah, betul sekaliiii. Dan sangat menantang, YUP BENER BANGET YAALLAH. wkwkwk
Satu hal yang bisa ngegambarin mungkin adalah: PERUBAHAN. Perubahan demi perubahan bakalan lo alamin. Ya alamat berubah dan sekarang menetap jadi anak Gunung Sindur antah berantah, perubahan rute berangkat dan pulang kerja yang tadinya cuma sejam sekarang jadi 60 kilo bolak balik, perubahan peran dari jadi anak yang bisa manja-manja ke orang tua sekarang jadi istri, perubahan kebiasaan, perubahan prioritas, dan masih banyak lagi.
Dan hidup tuh SANGAT SEBEGITUNYA GAK BISA DITEBAK.
Seperti pasangan-pasangan muda walaupun suamik saya tak lagi muda pada umumnya, bayangan kami tentang newlyweds tentulah seindah saldo rekening ATM di tanggal gajian tiba. Membuat mata berbinar-binar dan hati riang gembira.
Banyak rencana, harapan, keinginan, yang udah disusun sama gue dan Kakiram. Misalnya, ngebayangin liburan berdua ke sana ke mari, menghias-hias rumah yang walau mungil tapi nyaman untuk kami tinggali, nabung buat beli mobil, berkarier lebih tinggi, punya kegiatan seru berdua yang dilakuin tiap libur, daaaaaaaaaaaaaan sejuta impian lainnya.
Tapi sebaik-baiknya rencana manusia, emang cuma Tuhan yang berhak ngasih stempel setuju atau ditolak. Nyatanya, gue dan Kakiram harus mengubah rute perjalanan dan rencana rumah tangga kami.
Dari berdua, jadi bertiga.
:')
***
Sebulan setelah nikah, tepatnya bulan Januari, gue dan Kakiram justru banyak berantemnya, HAKHAK. Serius, gue ngerasa sensitiiiiiifff banget. Apa-apa salah, dikit-dikit sakit. Dasar anaknya emang sering banget masuk angin dan maag sih, tapi setelah nikah tuh gue ngerasa makin lemah. Masuk angin mulu, eneg mulu, sensitif mulu. Sampe akhirnya gue ngerasa kok ada yang aneh. KOK GUE KAGAK MENS-MENS YAK.
Jadi gue pernah bilang sama Kakiram, "iiih takut deh gimana kalo aku gak bisa hamil". Kebanyakan nonton sinetron emang, yang kalo ceweknya gak bisa punya anak pasti nasibnya dua: 1. Suaminya nikah lagi, atau 2. Dikatain "DASAR KAMU MANDUL" sama mertua galak macem Leli Sagita. Belom lagi diomongin di tukang sayur sama tetangga-tetangga.
Tapi bukan berarti gue buru-buru pengen punya anak. Justru gue dan Kakiram belum kepikiran sama sekali. Kami nggak nunda sih, cuma kayak "jalanin aja yuk". Yang KAMI NGGAK TAU adalah.... Ya ketika lo udah nikah, dan lo gak punya persiapan, lo bakal MESSED UP. Karena hidup nggak ada yang tau. Jodoh, maut, rezeki, udah diatur. Dan Allah udah ngatur bahwa gue dan Kakiram akan dikaruniai anak. :')
Iya, gue hamil.
Karna gue udah telat mens, akhirnya di awal Februari gue beraniin diri beli testpack di Indomaret. WKWKWKWK. Itupun setelah ditunda berminggu-minggu. Awkward dan takut banget sumpah, kek abis kegep nyolong. Hahahah. Setelah bayar test pack di kasir sambil sok-sok nunjukkin jari bercincin, besok paginya begitu bangun tidur, gue langsung ke kamar mandi.
Gak beberapa lama.... Muncullah garis itu. Dua garis. Yang sangat, sangat jelas.
Gue langsung gemetaran, dan ngebangunin Kakiram. Udah gak inget deh pengen bikin video reaction macem Raisa Hamish. Begitu gue kasih tau, suamik gue yang emang dari sononya datar, ya tetep aja datar. Dan cuma bilang.... "oh...."
HAHAH SEBEL.
Long story short, gue beli lagi 3 testpack buat meyakinkan, dan semuanya hasilnya dua garis. Lalu bersama Kakiram dan mamah, kami pergi ke bidan karna waktu itu tanggal merah dan gak ada dokter kandungan yang praktek. Bidan bilang yes, dan pas gue kontrol ke RS Asih pun, gue akhirnya melihat dan merasakan untuk pertama kalinya.
Ada yang hidup di dalam tubuh gue.
Dan udah 8 minggu.
Allahuakbar, Masha Allah.
***
Dulu yang gue bayangin tentang mengandung adalah, lo hamil 9 bulan, mual-mual dikit, ngidam, beli barang-barang bayi yang super ngegemesin, lalu melahirkan. Dan lo akan bahagia banget. Tiap ketemu orang selalu dikasih selamat, "CONGRATS YAAAAA UDAH HAMIL!". "WAAAH UDAH BERAPA BULAN?", "LANCAR-LANCAR YAAAAA!" daaaan sebagainya.
Yang gue nggak tau, yang Kakiram nggak tau, yang kami berdua nggak tau: KEHAMILAN, persiapan dan menghadapinya, jauh, jauh, jauh lebih berat, lebih penting, dan lebih butuh kesiapan, lebih dari itu.
Gue pengen banget cerita banyak tentang kehamilan pertama gue. Yang sejujurnya: SANGAT NGGAK GUE NIKMATI. Like, I do LOVE my baby but I HATE my pregnancy. Gue turun hampir 5 kilo, gue 2x dirawat di rumah sakit, gue nangis hampir tiap malem, Kakiram bingung harus gimana, kami berdua kalut, dll, dll, dll.
Tapi nanti yah :)
***
Sekarang, 8 bulan setelah gue menikah....
Gue menerima, dan menikmati, bahwa hidup emang serba nggak pasti.
Dan walaupun hidup nggak bisa melulu sesuai sama apa yang udah kita rencanain, yang kita impiin, tapi akan selalu ada kebahagiaan yang baru, yang siap ngegantiin. :)
Kalau kata orang, konon proses menentukan pasangan hidup itu ada tiga: koleksi, seleksi, resepsi. Walaupun proses mengoleksi calon pasangan nggak segampang koleksi oppa-oppa Korea kesayangan, nentuin pasangan hidup emang butuh proses. Yang berbeda-beda buat masing-masing orang.
Ada yang prosesnya cepet, ada yang bertahun-tahun pun nggak kunjung selesai. Ada yang prosesnya terasa sungguh gampang segampang mencari komen nyinyir netijen di IG artis, ada juga yang susahnya kayak nyari jalanan lancar di Jakarta pas jam pulang kerja.
Dan yang paling nggak masuk di akal, adalah gimana hidup bisa se-mengejutkan itu. :))
Duluuuuu banget, gue punya cita-cita buat nikah muda. 23 tahun. HAHAHA. Tapi beberapa tahun kemudian, gue justru menganggap pasangan, komitmen, apalagi pernikahan adalah hal yang menakutkan banget. Sampai akhirnya, di bulan Februari 2018, gue malah meng-iyakan ajakan seseorang untuk menikah.
APAAA?? JADI ISTRI ORANG?? HAHAHAHA. HA. HA.
Masih se-nggak percaya itu, now I have someone whom I called: fiancee. :)
Iyah, se-nggak percaya itu. Se-heran itu. Se-aneh itu. Tapi juga.... Se-bahagia itu. Hehehe.
Buat gue, proses mencari dan menentukan pasangan hidup bukan sekadar koleksi, seleksi, resepsi. Juga bukan cuma masalah memilih dan dipilih. Tapi juga soal memantapkannya. Jadiin itu sebuah tujuan yang harus dicapai, berdua.
Karena buat apa kalau cuma jadi pilihan, bukan tujuan? ~~~
Ps: Ternyata dilamar orang itu.... HIHI. Menyenangkaaan, tapi cuma mau ngerasain sekali itu aja hehe. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Bukan cuma jadi momen penting gue dan Kakiram, tapi juga dua keluarga kami. Yang sama-sama besar, dan inshaaAllah akan menjadi semakin besar. Yeayyyy
Jakarta, 8-9-18
Love, Rima & Kiram
yang perasaannya campur aduk terharu, excited, khawatir, bahagia, dan.... content.
Semoga perjalanan selanjutkan akan selalu seru <3
Mohon doa dan restunyaaa hihi.
PS lagi, biar kayak orang-orang lain, mau cerita persiapan lamaran aaah..... kapan-kapan, kalau nggak mager nulis. HAHA
Ternyata, dapet inspirasi kalau nggak patah hati itu susah ya. (Tapi nggak mau lagi) 😝
Minal adidin wal faidzin! Hampura jeda dari part dua ke part ketiganya lumayan lama, dikarenakan pekerjaan kantor yang super menumpuk, lebaran, nonton drama on going, comeback BLACKPINK, sibuk pacaran, dan tingkat kemalesan yang sangat tinggi, hakhak. *tabok diri sendiri* *dan nggak ada yang nanya juga sih*
Bhaiiikkk. Agar kita bisa move on cepet ke tahun-tahun selanjutnya (nggak ngerti lagi recap setaun aja nggak beres-beres ini yaAllah HHHHHH), ku akan qerja keras bagai kuda buat masukin sisa-sisa drama tahun 2015 yang udah ditonton di satu post ini. Mudah-mudahan nggak kepanjangan, tapi agaknya sih itu sebwah kemustahilan. CUSSSS.
Kayak yang udah gue bahas sebelum ini, gue bakalan ngerecap beberapa drama bergenre rom-com yang PERLU banget lo tonton kalo butuh ber-uwuwuwwuwuuhhh ria. 2015 punya banyak romance comedy yang jempolan!
11. Oh My Ghost
genre: romance, comedy, thriller
score: 9/10
This is my personal favorite! Dari dramanya belum mulai, gue udah se-penasaran dan se-excited itu karenaaaa Park Bo Young adalah aktris termahal yang dibayar tvN pada masa itu, buat main Oh My Ghost ini. Sementara Jo Jung Suk adalah salah satu daftar ahjussi Koreya kesukaan w (iyah, gue lebih suka ngoleksi om-om Koreya daripada cowok-cowok mudanya. Lebih terlihat matang hmmm HAHAH). Ehem. Lanjut. Oh My Ghost bukan cuma drama rom-com, tapi yaa kayak yang bisa diliat dari judulnya ya, ada setan-setannya gitu juga. (oh ya gue saranin kalo lo super penakut, jangan nonton ini malem-malem, sendirian, dan pake headset. hahah)
Ceritanya tentang cewek muda, asisten koki bernama Na Bong Sun (Park Bo Young) yang kerja di restoran milik chef terkenal, Kang Sun Woo (Jo Jung Suk). Na Bong Sun adalah tipikal cewek pemeran utama di drama. Hidupnya menderita dan bikin kesian. Ditambah lagi, Na Bong bisa ngeliat setan dan suka kerasukan. Yaelah, udah sedih, mistis pula. Naah karena bisa ngeliat setan ini, hidup Na Bong nggak tenang. Iyalah yaaa bayangin aja lagi ngiris bawang, eh tiba-tiba di depan mukanya ada setan. Lagi jalan sendirian, eh nabrak setan. Lagi mau tidur, noleh ke samping ada setan. Walopun nggak ada Mbak Kunti di Korea sana, setannya tetep aja nyeremin juga yhaaa. Gitu deh.
Akibatnya hidup Na Bong jadi berantakan. Dia dimarahin mulu gara-gara suka nggak fokus kerja. Sampe akhirnya dia kerasukan lagi, kali ini dirasukin sama arwah cewek bernama Shin Soo Nae (Kim Seul Gi) yang harus ngerayu cowok demi bisa mati tenang. Gara-gara dirasukin sama Soo Nae, kepribadian Na Bong jadi berubah. Jadi ceria, serampangan, dan bikin sang chef, Kang Sun Woo suka. Uwuwuwuhhh. Dan sama kayak drama-drama Koreya lainnya, pasti ada sebwah misteri yang harus diungkap. Na Bong Sun dan Shin Soo Nae kerjasama buat ngungkap kebenaran di balik kematian Shin Soo Nae yang super tiba-tiba, sekaligus terlibat cinta segitiga. Iyah yang ini unik, soalnya si cewek pemeran utama mesti saingan sama.... arwah, hakhak.
Kalo direcap dalam satu kalimat, Oh My Ghost adalah drama yang bikin lo "terhisap" ke dalamnya, dengan cerita yang seru, tapi juga banyak sisi ringan, komedi, dan pastinya romance yang uwuwuwuhh bikin senyum-senyum sendiri. Dan shout out untuk Kim Seul Gi, one of underrated actress yang menurut gue bisa pull out peran apapun. Gue selalu suka tiap apapun b-side character yang dia mainin karna pasti bikin drama itu "hidp", dan doi layak banget dapet peran utama.
12. Birth of a Beauty
genre: romance, comedy
score: 7.5/10
Han. Ye. Seul. Cakep. Banget. Ya Allah. Udah, gitu aja, hakhak. Kalo lo butuh nonton drama yang ringan-ringan sajo seringan kapas, dicampur BANYAK romance, sempilan komedi, dan konflik yang bikin mewek tanpa jalan cerita yang mesti sejelas masa depan lo bersama dirinya, maka nontonlah Birth of a Beauty. Lo nggak perlu mikirin gimana bisa dengan oplas dan sedot lemak serta olahraga aja, kodok bisa berubah jadi burung merpati. Intinya gituh. Kalo abis nonton drama ini lo jadi meyakini bahwa lo bisa oplas jadi kayak Han Ye Seul juga, plisssss hilangkan kehaluan ituh.
Birth of a Beauty dimulai dengan cerita yang sediiih banget dan pengen bikin gue teriak "DASAR COWOK BRENGSEK" sambil ngejambak rambutnya Lee Kang Joon (Jung Gyu Woon). Jadi, si Lee Kang Joon ini adalah suami nggak tau diri dari Sa Geum Ran (Ha Jae Sook). Sa Geum Ran ini emang gemuk dan nggak cantik, tapi kurang baik apa jago masak, setia, nurut, sampe mau aja dibabu-babuin sama keluarganya Lee Kang Joon. Gue kalo jadi Sa Geum Ran mendingan single sih daripada punya mertua yang..... Allahuakbar. Si Lee Kang Joon bukan cuma nggak tau diri selingkuh sama Gyo Chae Yeon (Wang Ji Hye), tapi sampe ngelakuin pembunuhan berencana ke Sa Geum Ran! Wagilaaaakkk KONSPIRASI!
Tapi untungnya Sa Geum Ran nggak meninggal guuuys Alhamdulillah kalo orang baik pasti dilindungi Tuhan emang. Lee Kang Joon yang ngira istrinya itu udah jatoh dari tebing dan mati, nggak tau kalo Sa Geum Ran selamat. Dia diselamatin sama Han Tae Hee (Jo Sang Wook), sosok cowok yang cuma ada di drama: tiba-tiba muncul dan entah kenapa mau-maunya ikutan ngurusin urusan orang, bisa pura-pura jadi dokter, ternyata pewaris perusahaan, punya masa lalu kelam, dan nyuruh Sa Geum Ran tinggal serumah bareng. Yhaaa. Oh ya, yang paling penting: setelah selamat, Sa Geum Ran dioperasi plastik dan tarrraaaaa berubahlah menjadi si cantik Sara (Han Ye Seul). Sara dan si Han Tae Hee akhirnya kerjasama deh buat bales dendam ke si suami kurang ajar Lee Kang Joon.
Walaupun banyak jalan cerita yang nggak masuk akal (pliss nggak usah dipikirin emang), tapi duo kurang ajar Lee Kang Joon - Gyo Chae Yeon beserta ibu mertua dan kakak-kakaknya sukses banget bikin lo pengen jambakin rambut mereka sepanjang nonton, dan ikutan PUASSS pas Sara bales dendam. URRGGHHH. Hati-hati, drama ini membuat lo menjadi orang yang pendendam guys!
13. Ho Goo's Love
genre: romance, comedy
score: 7/10
Salah satu drama underrated di 2015! Kalo lo nge-search drama korea 2015, Ho Goo's Love ini barely diomongin deh. Padahal menurut gue drama ini lumayan baguuss dan fresh. Ho Goo's Love kalo direcap dalam satu kalimat: cowok kuper, nerd, dan polos yang terlibat percintaan dengan temen SMA nya yang cantik, populer, dan juga atlet renang. Tapiii bukan cuma sekadar suka-sukaan sama cewek yang on another level kayak drama-drama biasa, si cewek ini tiba-tiba hamil!
Awalnya gue ragu buat nonton, soalnya yang jadi lead female nya adalah UEE. UEE berperan sebagai Do Do Hee. I have nothing against her tapi gue emang nggak suka aja aktingnya :( lebih ke.... menurut gue cara ngomong UEE tuh aneeehhh, kayak cadel atau nyangkut-nyangkut di bibir w jadi kesel ngeliat dan dengernya hiksss. Dan lead male nya pun nggak membantu. Bukan aktor terkenal nan ganteng sejagat Koreya, melainkan Choi Woo Shik yang waktu itu "blahh siapalah dia nggak tau".
Nonton Ho Goo's Love itu kayak selingan aja, di saat lo butuh hiburan yang singkat, baru, tapi juga menyenangkan. That's it. Oh ya ps, lo bakalan ngakak guling-guling sama perannya Im Seul Ong/Seulong 2AM (Byun Kang Chul), yang gue kira bakalan jadi second lead male pemecah belah hati para wanita, tapi ternyata...... SUPER PLOT TWIST!
14. She Was Pretty
genre: romance, comedy
score: 9/10
A BRILLIANT AND LITERAL "ROMANCE COMEDY". Gue mungkin biased banget sih karena kecintaan gue yang super pada drama Kill Me, Heal Me (lo bisa liat recapnya di sini kalo belum), jadi pas tau dua lead actor KMHM reunian di drama ini, gue langsung FIX INI PASTI BAGUS. I have no doubt with Hwang Jung Eum and Park Seo Joon's chemistry, and they didn't disappointing me.
Ada sih sedikit ketakutan, Hwang Jung Eum sama Park Seo Joon kan jadi adek-kakak di KMHM, gimana ya pas jadi pasangan di sini. Awkward nggak ya? Turns out...... they still were the BEST DUO! Lo butuh ketawaan ngakak sepanjang drama, dimulai dari the first minutes of beginning, tonton langsung She Was Pretty! Serius, drama ini healing banget. Walaupun ceritanya emang super so-so dan yhaaa sebagaimana drama Koreya pada umumnya, agak sulit terjadi di dunia nyata.
Hwang Jung Eum berperan sebagai Kim Hye Jin. Jadi guys, lo harus percaya kalo puber itu emang bisa mengubah segalanya. Bukan cuma tadinya temen SD lo yang super gendut bisa berubah jadi ganteng, yang tadinya cakep pun bisa jadi jele'. Naah nasib sial itu kejadian sama Kim Hye Jin. Tadinya Kim Hye Jin adalah kembang di SD nya. Cantiiiikk banget. Nah dia punya temen, cowok, yang gendut dan unattractive banget deh bernama Ji Sung Joon. Udah pastilah yaaa Ji Sung Joon klepek-klepek sama Hye Jin. Sayangnya mereka harus pisah karena Sung Joon pindah ke Amrik. Hikzzz. Tapi emang hidup nggak ketebak, hidup Hye Jin ternyata nggak semulus itu. Keluarganya bangkrut dan bikin dia harus kerja keras sampe penampilannya nggak keurus. Hilang sudah kecantiqan masa lalu. Nah suatu saat, Sung Joon tiba-tiba nge-email Hye Jin dan minta ketemu. OMGGGG. Tapi karena malu, Hye Jin nyuruh sahabatnya yang super cantik sexy dan kaya, Min Ha Ri (Goo Jun Hee) buat pura-pura jadi doi. Tau dooong selanjutnya? Iyalaa udah pasti Min Ha Ri suka sama Ji Sung Joon. Apalagi sekarang doi udah berubah ganteng, mapan, dan berkharisma. Uhuk.
Dunia emang cuma selebar daun kelor guys, Kim Hye Jin (yang asli dan jele') end up jadi anak buahnya Ji Sung Joon. Tapi hubungan mereka nggak bagus. Ji Sung Joon yang dulu baik ternyata sekarang berubah jadi sok dan galak. Apakaaaahhh mereka bakal bersatu kembali? Tonton langsuuung. Dan yang nggak boleh kelupaan disebut adalah Choi Siwon pastinyaaa! I looove his character so much, padahal baru kali ini gue nonton Siwon main drama. Dan chemistry nya dia sama Hwang Jung Eum juga kayak dulu Jung Eum ke Park Seo Joon di Kill Me, Heal Me, berhasil bikin NGAKAK MOLOOOO.
Belum lagi para side characters yang solid dan bikin drama ini makin hidup. Plus, gue suka banget gimana drama ini nge-highlight persahabatan dua cewek, Hye Jin dan Min Ha Ri yang seeeeekuat itu, despite the problems along the way. I guarantee you a good laugh. Go watch this :)
15. The Producers
genre: comedy, romance
score: 7.5/10
Ini blockbuster drama di tahun 2015, karena para pemerannyaaaaaa A+ semua, dan biaya produksinya yang gede. Producers dibintangin sama Cha Tae Hyun, Gong Hyo Jin, Kim Soo Hyun, dan IU. Empat nama yang bisa bikin seluruh Koreya penasaran pengen nonton. Pun penasarannya ikutan nyampe ke gue.
Selain para pemeerannya yang jempolan, ceritanya juga menurut gue unik. Semi-semi dokumenter gitu, nyeritain kehidupan para produser TV di Korea. Jadiii buat para penggemar acara-acara Korea, dari music show sampe variety show, drama ini ibarat nyeritain behind the scenes-nya acara-acara tersebut sih. OOooh ternyata begini, ternyata begitu. Dan waktu itu bikin gue pengen tiba-tiba punya cita-cita mendadak jadi PD, saking serunya. Hahahah.
Sama kayak judulnya, Producers nyeritain tentang kehidupan para PD. Ada Baek Seung Chan (Kim Soo Hyun), anak baru di departemen variety show stasiun TV KBS. Seung Chan ini tipe junior yang biasanya kena bully deh. Pinter sih, tapi cangguuuung banget dan jadinya bikin banyak masalah. Di hari pertamanya kerja, mobil Seung Chan nggak sengaja ditabrak sama orang, yang ternyata adalah Tak Ye Jin (Gong Hyo Jin), PD Music Bank, seniornya yang terkenal galak dan tegas. Tak Ye Jin punya sahabat kariiiib banget, sampe tinggal serumah, Ra Joon Mo (Cha Tae Hyun) yang juga sama-sama produser. Bedanya Ra Joon Mo PD di acara 2 Days 1 Night, yang bikin suatu ketika mereka ketemu sama artis papan atas super jutek ngeselin dan banyak mau, Cindy (IU). Kehidupan kerjaan, sampe cinta beda status sosial dan karakter, friendzone, dll lengkap ada di The Producers. Sayangnyaaaa, menurut gue ternyata nggak se......gitunya sih drama ini. Bagus, tapi yaudah, gitu aja. :)
16. Falling For Innocence
genre: romance, comedy, melodrama
score: 9/10
Satu lagi favoritkuuuu! Bersyukur banget sih gue entah gimana tiba-tiba nemu drama ini. Padahal Falling For Innocence nggak seterkenal dan nggak diomongin gitu, tenggelam sama drama-drama lainnya. Awalnya pun gue hmmm nonton nggak yaaaa..... ternyata.... INI BAGUS BANGET! Gue sesuka itu sama Falling For Innocence, karena pertama, underrated. Kedua, ceritanya dewasa (BUKAN BANYAK ADEGAN DEWASA YAHHH). Tapi kayak, karena w makin tua juga, gue makin nggak bisa nonton drama rom-com anak-anak SMA atau kuliah gitu loh hakhak. Di Falling For Innocence ya emang kisah cinta dua orang dewasa, jadi lebih ngena. Ketiga, konflik dan misterinya solid. Nggak cuma sekadar pelengkap aja. Pun, heartbreaking banget.
Latar ceritanya sih emang drama Korea banget. Tentang cowok muda, pewaris perusahaan gede, kaya 7 turunan, tapi masa lalunya tragis, trus berimpact pada punya gangguan kepribadian (Alias sengak dan nyebelin abis), bernama Kang Min Ho (Jung Kyung Ho). Kang Min Ho ini dulunya hidup bahagia, sampe ayahnya meninggal dan perusahaan orang tuanya direbut sama omnya sendiri. Min Ho ditendang dari rumah, trus karena dendam doi usaha mati-matian deh buat bangkit lagi. Dan yang namanya usaha emang nggak mengkhianati hasil guys, di umur 30-an Kang Min Ho udah bisa diriin perusahaan sendiri, sampe bisa merger ke perusahaan bekas punya ayahnya.
Di situ, Min Ho ketemu sama sekretaris Kim Soon Jung (Kim So Hyun). Awalnya dia dendam juga sama Soon Jung, soalnya Soon Jung adalah anak dari orang kepercayaan ayahnya yang dulu juga khianatin ayahnya Min Ho. Aduh ribet deh silsilahnya, silakan ditonton sendiri yaah. Tapi masalah Kang Min Ho belum selesai, dia diterpa cobaan lagi. Bahwa umurnya nggak lama lagi, hikkssss. Di sinilah mukzizat terjadi, Min Ho dapet donor transplantasi jantung, dan Alhamdulillah selamattttt. Tapi tapi, setelah operasi, kepribadiannya jadi berubah. Yang tadinya super sengak dan ngeselin, eh jadi baik daaaaan jatuh cinta sama Soon Jung. Eaeeaaa~~ Nggak cuma itu sih, lo bakal nemu banyak konflik di drama ini yang bikin perasaan jatuh bangun. Hiksss. Buat gue, Falling For Innocence adalah contoh kalo drama bagus tuh nggak perlu lebay ini itu. Kalo ceritanya solid, pemainnya solid, hasilnya, ya solid.
17. Super Daddy Yeol
genre: romance, comedy, melodrama, family
score: 8/10
Awalnya gue nyoba nonton Super Daddy Yeol karena suka pairing-nya. Lee Yoo Ri dan Lee Dong Gun. Dua-duanya bukan nama baru di per-drama-an, dan kali ini main bareng di drama keluarga. Kalo lo siap ikutan larut sama ceritanya yang heartbreaking sekaligus heartwarming, tonton deh drama ini. Baguuuuuus!
Lee Dong Gun berperan jadi Han Yeol, yang masiiiih aja betah single dan nggak punya niat buat punya hubungan serius, aplaagi nikah. Kerjanya jadi pelatih di pusat rehab buat para atlet baseball gitu. Padahal tadinya Han Yeol ini pemain baseball yang terkenal dan berbakat, tapi apalah daya, satu kesalahan pas pertandingan penting bikin hidup Han Yeol berantakan. Udah mah harus pensiun jadi atlet, eeeh ditinggalin pula sama pacarnya, Cha Mi Rae (Lee Yoo Ri). Nah di sisi lain, Cha Mi Rae juga hidupnya bikin nyesssh. Dia divonis kanker otak dan hidupnya tinggal satu tahun lagi. Masalahnyaaaa, Cha Mi Rae punya satu anak semata wayang, Sarang (Lee Re).
Sarang ternyata anak dari Han Yeol. Dan karena divonis umurnya nggak lama lagi, Cha Mi Rae mempertemukan anaknya itu sama bapaknya, biar mereka akrab dan bisa hidup berdua setelah dia meninggal. So saaaaaaaaaaaaaaaad!
18. Bubblegum
genre: romance, drama
score: 6.5/10
Yang punya sahabat akrab dan diem-diem suka sama sahabat sendiri hayo mana suaranyaaaa~~~ Buat lo yang lagi mendem perasaan karena takut persahabatannya rusak, nih nonton Bubblegum. Lo bakal "gila gila gue banget" dan ikutan pediiihh ngeliat Park Ri Hwan (Lee Dong Wook) yang ternyata suka sama sahabatnya sendiri, Kim Haeng A (Jung Ryeo Won). Masalahnya mereka bukan sekadar sahabatan tiga bulan atau dua taun, tapi lebih dari dua puluh taun. Park Ri Hwan sama Kim Haeng A ini udah kayak adek kakak beneran, apalagi setelah orang tua Kim Haeng A meninggal, dia udah dianggap anak sendiri sama mamahnya Park Ri Hwan.
Tapi namanya perasaan siapa yang tau sih ya guuuuys, muncul gitu aja. Kira-kira gimana hubungannya Park Ri Hwan dan Kim Haeng A?~~~ Bubblegum akan sangat bagus, dan tipe drama yang sebenernya gue suka banget, kalo aja eksekusinya maksimal. Tapi sayangnya drama ini lacking di sana sini, terutama di chemistry para pemainnya. Sayaaang banget. Ps. Gue cinta banget sama soundtrack-nya!
19. Let's Eat 2
genre:
score: 8.5/10
Let's Eat adalah drama musiman yang dibikin sama tvN. Waktu pertama kali gue mau nonton season keduanya ini, gue mikir-mikir karena nggak nonton season 1 nya dan takut nggak ngerti. Sementara terlalu males buat nonton dari season pertamanya, hahah. Untungnyaaaaaa, ceritanya berubah, dan pemerannya pun berubah, kecuali Yoon Do Joon/Do Joon BEAST/HIGHLIGHT yang jadi pemeran utamanya.
Kalo lo nggak pernah nonton Let's Eat 1 kayak gue, tenaang gue ceritain dulu. Jadi Koo Dae Young adalah karyawan yang doyan banget makan, trus pas putus sama pacar dan ngalamin perubahan di kerjaan, pindah deh ke "season 2". Di Let's Eat 2, Yoon Do Joon yang berperan jadi Koo Dae Young ini ceritanya baru pindah kota. Di kota barunya, dia tinggal di sebuah apartemen dan ketemu deh sama tetangganya, seorang cewek quirky gituuu bernama Baek Soo Ji (Seo Hyun Jin). Baek Soo Ji berprofesi jadi penulis lepas (baca: yang masih super kere) dan sama-sama doyan makan juga. Walaupun berantem mulu awalnya sama Dae Young, akhirnya mereka jadi akrab, sering makan bareng, sampe Soo Ji minta tolong dicomblangin sama seorang cowok yang kerja di kantor pemerintah setempat, namanya Lee Sang Woo (Kwon Yool). Lee Sang Woo ini emang husband material guuuys, tajir, mapan, matang, dan sangat tampan. Wawww~~
Di sela-sela kisah percintaan bak drama korea pada umumnya, lo akan dibuat ngiler bukan cuma karena ngeliat Doo Joon (yang mashaAllaaaaahh uwuwuwu) serta Kwon Yool, tapi juga siap-siap ngiler sama makanan-makanan tempting yang seliweran di drama ini. Yaahhh judulnya aja udah Let's Eat ya. Dooohhh mau dooong makan bareng sama Doo Joon :3 Ps. Ini adalah cikal bakal Seo Hyun Jin namanya melejit di rom-com kayak sekarang. Dan jujur, gue lebih suka acting dia di masa Let's Eat ini, daripada pas main di Another Oh Hae Young (2016) atau Temperature of Love (2017).
FINALLYYYYY SELESAAAIIII!!!
Selain 19 (OMG BANYAK UGHAAA) drama yang udah gue tulis, sebenernya masih ada beberapa drama lagi yang gue tonton juga, tapi kayaknya nggak bisa gue kasih review panjang (karna males hakhak) karenaaa nggak segitu memorable nya jadi udah agak-agak lupa. Jadi sedikit recap lanjutan:
Kalo mau nonton drama yang lebih serius dan dark gitu, bisa nonton Mask dan Heard It Through Grapevine. Mask is a good drama, cuma emang not my cup of tea aja, gue suka pusing nonton yang terlalu ribet dengan segala konfliknya, huehehe. Heard It Through Grapevine adalah drama yang cukup panjang, dan lo mesti siap-siap waktu, konsentrasi, dan hati buat nontonnya.
Ada beberapa drama yang harus gue drop di tengah jalan, karena menurut gue, udah no-no. Nggak bisa bikin gue engage lagi buat terus ngikutin episodenya. Pertama, High Society. Secinta-cintanya gue sama Park Hyung Sik dan drama rom-com, tetep nggak bisa nyelamatin drama ini karena semua acting para pemerannya, Park Hyung Sik, UEE, Sung Joon, dan Im Ji Yeon sangat so-so dan nggak ada chemistry satu sama lain. Ceritanya sangat cringe dan dibawainnya pun dengan sangat cringey. Kedua, Orange Marmalade. Plis, sayangkuhh Lee Jong Hyun, kamu main gitar aja yah sama CNBLUE, nggak usah main drama huhu. Ini drama tentang vampir-vampiran yang bakal bikin lo skip juga sih baru beberapa episode. Beneran senggak penting itu (ps. fetus Yeo Jin Goo, noona still luvv you wkwk). Lalu ada Noble, My Love, yang kayaknya sebagian besar orang nonton karena banyak steamy scenes nya aja, yang dibawain sama dua pemeran utama yang actingnya kaga adeee bagus-bagusnya mehhh. Because It's The First Time sebenernya ceritanya bagus, tentang sekelompok sahabat yang baru akan masuk ke kehidupan dewasa. Dannn yang main Minho SHINee, tapi gue cuma nonton beberapa episode awal lalu skip skip skip. Yang paling sayang sih sebenernya Ex-Girlfriend Club, karena gue sukaaaaaaaaaaaaaa dan berekspektasi tinggi sama drama ini. Episode-episode awal sangattt solid, lucu, dan menyenangkan. Tapi di 6 episode seterusnya, meh meh dan meh. Gue drop di tengah jalan, dan dramanya pun akhirnya dipotong jadi 12 episode aja (tadinya 16) karena ratingnya yang mengecewakan.
Kayak yang udah gue bilang juga, gue nggak nonton Pinocchio, walaupun itu salah satu drama terpopuler di 2015. Trus gue juga skip Angry Mom, Who Are You: School 2015, dan Shine or Go Crazy.
Drama-drama yang on air akhir 2015 lalu lanjut awal 2016 kayak Oh My Venus sampe Reply 1988 (!!!) akan gue masukin ke recap 2016 yah. See you on next posts! :D
Lanjuuuuttt.
Btw setelah gue gugel-gugel list drama koreya 2015, gue baru nyadar ada SEBANYAK itu drama yang ditayangin. Ada beberapa yang nggak pernah gue tonton, ada sebagian yang gue tonton tapi drop di tengah jalan, tapi nggak sedikit juga yang kelar gue tonton sampai selesai. Dan 16-20 episode sebuah drama tuh ditayangin 2-3 bulan. Kalo diitung-itung..... busyeng gak produktif banget hidup gue yaaaa nonton drama sebanyak itu ahahahah.
But isokey, yang penting bahagia. Betuuuul? *nyari temen*. Bhaiik, mari kita mulai part 2 dari rekap drakor 2015 yang pernah gue tonton sampai habis, maupun gue drop di tengah-tengah karena berbagai alasan.
6. Yong-Pal
genre: drama, action, medical, romance
score: 7/10
Beda dari kebanyakan orang, gue. nggak. begitu. suka. sama. Joo Won. Iyaaa, entah kenapa. Padahal acting doi tuh keren, apalagi di Good Doctor yaAllah bawaannya pengen puk-pukin terus saking sedih dan terharunya. Naah di Yong-Pal, Joo Won berperan jadi Kim Tae Hyun, dokter bedah yang handal abis. Walaupun jago, ternyata gajinya Kim Tae Hyun sebagai dokter aja nggak cukup buat ngebiayain pengobatan adiknya. Dia sampe harus ngutang ke rentenir gitu. Naah buat bayar hutang yang bunganya makin bengkak, Tae Hyun akhirnya kerja sambilan. Bukan sambil ngegojek atau bikin online shop, dia jadi 'dokter panggilan'. Yeppp, dokter juga bisa dipanggil-panggil sisstt. Pasien dari kerja sampingannya Tae Hyun ini unik-unik, dari mafia, kriminal, buronan, dll deh yang nggak bisa pergi ke rumah sakit. Dia sik bodo amat yang penting dapet uang buat adiknya. Ya Allah sungguh abang yang baik huhu.
Nah sementara di rumah sakitnya, karena Tae Hyun jago, akhirnya dia juga dipercaya buat jadi dokter di lantai eksklusif gitu yang isinya konglomerat-konglomerat. Tapi nggak kaya Pak Setnov yang nyewa selantai sendiri, di sini selantai banyak juga pasiennya. Salah satunyaaa adalah sleeping beauty bernama Han Yeo Jin (Kim Tae Hee). Han Yeo Jin beneran kayak sleeping beauty, kerjaannya tidur doang gara-gara diracun sama kakaknya, Han Do Joon karena rebutan warisan. Akhirnyaaa Tae Hyun ngebantuin Yeo Jin buat bisa bangun, nggak pake dicium trus melek sih yaaa, karena iming-iming duit.
Episode awal-awal Yong-Pal tuh ngeboseniiiiiin banget. Gue sampe udah kegoda buat ah udalah udahan aja nontonnya. Tapi gue bertahan gara-gara kesemsem ngeliatin Kim Tae Hee yhaaa walopun doi kerjaannya cuma tidur doang udah tiga bulan tapi masi segitu cakepnya huhuhu. Di pertengahan episode, konfliknya mulai makin panas dan seru dan jelas. Oh ya, banyak juga yang nonton drama ini gegara ada orang Indonesia nya yang ikut main, hakhak. Silakaaan ditonton kalo penasaran.
7. Blood
genre: medical, thriller, drama, romance
score: 4.5/10
Kalo lo suka drama vampir-vampiran, Blood adalah salah satunya. Biasanya, vampir tuh haus sama darah, tapi di Blood, si vampir Park Ji Sang (Ahn Jae Hyun) justru kerja jadi dokter bedah yang deket sama darah. Bingung kaaan? Yup, tadinya Park Ji Sang ini manusia biasa seperti kita-kita guyyyss. Tapi waktu kecil, keluarganya diserang sampai mama papanya meninggal, dan Park Ji Sang berubah jadi vampir. Dia pun tumbuh besar sendirian dan selalu pindah-pindah tempat, sambil nyari cara gimana biar bisa berubah jadi manusia normal, sekaligus mengungkap misteri kematian orang tuanya. Sampai akhirnya dia dateng ke sebuah rumah sakit di Seoul dan ketemu deh sama dokter cewek super annoying bernama Yoo Ri Ta (Go Hye Sun).
Emang dasar dunia cuma selebar telapak tangan kalo di drama, ternyata eh ternyata Yoo Ri Ta ini adalah anak cewek yang pas masih kecil pernah diserang sama manusia serigala, barengan sama Park Ji Sang. Hmmmm siapa dia sebenarnya? Apa hubungan mereka berdua? Jeng jeeenggg... Park Ji Sang juga nggak tau kalo di rumah sakit tersebut ada vampir lain yang siap ngegagalin misinya.
Orang bilang, Go Hye Sun di sini nyebelin abis. Tapi gue kebalikannya. Menurut gue justru dia meranin karakter Yoo Ri Ta dengan baik. Karena emang karakternya adalah cewek yang super bossy dan cuek dan sengak dll. Apalagi kalo lo adalah keponakannya yang punya rumah sakit. Yaiyalayawwwww gue juga bakalan sengak sih, hakhak. Yang paling bikin a big NO adalah, aktingnya Ahn Jae Hyun huhuhuhuhu i'm sorry my luvvvvv i love you but.....
Bisa dimaklumi sih. Blood adalah lead role pertama buat Ahn Jae Hyun, setelah sebelumnya lo pada nge-kyut-kyut-in doi sebagai adiknya Jun Ji Hyun di My Love From The Stars. Di situ Ahn Jae Hyun perannya jadi anak SMA, padahal aslinya umur doi udah lumayan tuaaaa tapi tetep imut awww. Nah karena popularitasnya yang naik, tiba-tiba aja dia langsung dapet peran utama, tanpa, menurut gue, basic akting yang mumpuni. Sooo, sepanjang drama, yang gue rasain adalah IT'S SOOO CRINGEY. Nggak ada chemistry sama sekali antara doi dan Go Hye Sun, tapiiii siapa sangka coba mereka bakal nikah setelah cinlok di drama ini. Awww :'''))
8. Warm and Cozy
genre: romance, comedy
score: 6/10
I'm a sucker for rom-com drama, jadiiii sangat berekspektasi tinggi sama drama ini. Apalagiiii, 1. Penulisnya Hong Sister, favorit gue yang udah bikin banyak drama rom-com aduhai sebelumnya. 2. Pemerannya adalaaaahh Yoo Yeon Seok. 3. Setting ceritanya di pulau Jeju, yang indaaah. Aw aw yesss.
Gue cerita dikit dulu, walaupun gue #TimTrashOppa garis keras di Reply 1994, tapi hati gue tetep super sakit dan kasian dan berduka ngeliat Chilbong huhuhu. Setelah drama itu gue bertekad dan berharap kalo Yoo Yeon Seok harus bahagia! Haruzz! Naah makanya begitu dia jadi lead male, di rom-com pula, gue langsung bersorak gembira.
Warm and Cozy adalah drama yang light, yang lo kalo nonton nggak perlu mikir keras dan yaudah iya-iya aja ngikutin ceritanya yang kadang, eh sering cliche dan nggak masuk akal. Misalnya, tiba-tiba aja lo mengira lo punya kembaran seorang cowok ganteng yang terpisah 17 tahun lamanya. Atau ketika si cowok ganteng dengan mudahnya menjual restorannya ke lo dengan harga murah. Atau si cowok ganteng menawarkan diri buat jadi chef di restorannya yang udah dijual ke lo itu, tanpa digaji asalkan bisa tetep tinggal di situ. Bhaiiiikk.
Nahhh itu tadi adalah summary dari Warm and Cozy. Drama ini bisa jadi drama super nggak penting buat lo, atau bisa jadi favorit buat lo yang emang nggak mentingin cerita mesti bagus yang penting banyak scene romantiz. Buat gue, ada buanyak banget drama rom-com yang jauh lebih bagus dari ini. Satu-satunya yang memorable adalah kissing scene nya Yoo Yeon Seok dan Kang So Ra yang super intense, menjadikan Yoo Yeon Seok sebagai salah satu aktor dengan kissing skill therbaik. Sisanya? Super so-so.
9. Hello Monster
genre: police, thriller, mystery
score: 7/10
Jauuuuuuuhhh sebelum Park Bo Gum jadi the nation's (or even our international's) boyfriend berkat perannya sebagai Taek di Reply 1988, gue pernah segitu sebel dan takutnya sama dia di Hello Monster. Yes, buat lo yang belum nonton, coba deh tonton buat ngeliat sisi lain dari Bo Gum yang selama ini selalu angelic. Plus, yang harus dikasih standing applause juga, adalah D.O EXO. Gila ya, dia salah satu idol-actor yang gue kagum banget, karena beneran bisa akting dan SEBAGUS ITU.
Hello Monster adalah drama penuh misteri dengan banyak plot twist di dalamnya. Lee Hyun (Seo In Guk) ini adalah semacam apa yaa... konsultan kepolisian? kriminolog? apalah itu, masih muda, super genius, yang udah lama tinggal di luar negeri. Tiba-tiba aja dia nerima email misterius tentang sebuah kasus di Korea yang bikin dia penasaran dan akhirnya balik. Apalagi ternyata Lee Hyun bukan cuma penasaran aja, tapi juga curiga kasus tersebut punya pola yang sama dengan pembunuhan berantai. di masa lalunya.
Naah abis pulang, ketemu deh sama detektif cewek bernama Cha Ji An (Jang Na Ra). Mereka nemuin banyak kasus lagi yang bikin Lee Hyun makin yakin ini tuh ada hubungannya sama masa lalunya. Ada apasih di masa lalu Lee Hyun? Apaka ada mantan terindah tak terlupakan? Tentu tidak. Masa lalunya menyedihkan banget. Ayah Lee Hyun yang seorang psikolog dibunuh sama orang nggak dikenal, dan adik satu-satunya ilang diculik. Laluuuu apa perannya Park Bo Gum dan D.O EXO? Harus lo tonton sendiri. ;)
10. Twenty Again/Seconds 20
genre: romance, comedy, drama
score: 10/10
Apakah drama ini segitu bagusnya sampe gue ngasih score 10/10? For me, yessss! Bahkan gue pernah mengulasnya secara tuntas tas tas di blog ini. Gue suka banget sama drama-drama/film/segalanya yang juga ngasih life lesson, dan buat gue Twenty Again adalah salah satunya.
Gue sampai pernah nulis bahwa gue pengen orang yang nggak suka nonton dramapun harus nonton drama ini, Kenapa? #TwentyAgain is a simple story about a woman and her road to self-discovery an uplifting, emotional journey. As a woman, as a wife, as a mother. Siap-siap buat ikutan ketawa, nangis, terharu, dan jatuh cinta sama semua karakter di dalamnya yah. Dari mulai si ibu yang jadi tokoh utama, si suaminya yang brengski doyan selingkuh, si anaknya yang lagi puber dan baru masuk ke kehidupan dewasa, daaaaan.... hohoho tentu sajaaa kecintaan gue, Lee Sang Yoon si cinta pertama yang bikin semua cewek pada goyah hatinya. Yaiayaaaaa. Bisa diliat review lengkap namun berspoilernya di sini.
Hmmm masih ada beberapa drama lagi yang bakal gue recap di postingan selanjutnya, yaitu: Oh My Ghost, She Was Pretty, Birth of a Beauty, Ho Goo's Love, Mask, Producers, etc. Dan beberapa drama yang gue drop di tengah jalan atau gue skiiip skip karena cuma pengen tau ujungnya doang, kayak: Orange Marmalade, Because It's The First Time, High Society.
Ps: Gue nggak nonton Pinnochio, because at that time I can't stand Park Shin Hye's acting, nggak tau kenapa. :')