Reuni, Penting Nggak Sih?

by - Juni 28, 2015



Bulan puasa, selain bertabur berkah, juga bertaburan ajakan-ajakan buka bersama. Mulai dari reunian kuliah, SMA, SMP, SD, organisasi, sampe ajakan "reunian" dari mantan (EH BEDA YAH). Nah disetiap acara reunian itu, pasti ada beberapa orang yang lebih sibuk dibandingin yang lain. Yang riweuh nentuin tempat, yang berisik ngajak-ngajak, dll. Satu kata tujuh huruf: Panitia. Untuk seterusnya kita sebut tipe A.

Disisi lain, ada juga tipe orang yang jadi lebih sibuk dari biasanya. Sibuk menghindar, sibuk nyari alesan buat enggak ikut, or simply sibuk.... menghiraukan. Ini adalah orang-orang tipe B.

Lalu tulisan ini berangkat dari kegundahan seorang temen gue, si tipe A, beberapa waktu lalu. Dia yang berinisiatif bikin acara, ngumpulin beberapa orang buat jadi panitia, ngeluangin waktu untuk ngatur ini itu biar temen-temennya bisa kumpul, tapi nggak ditanggepin. Gue pribadi, juga ngerasain hal yang sama kayak gitu. Terlepas dari kesel ataupun capek, gue lebih banyak mikir, "Ini gue doang yang semangat gini, kenapa yang lain enggak ya?", "Setelah semua-semua yang gue lakuin, sebenernya apa untungnya sih buat gue? Jangankan dibayar, dihargain aja enggak. Padahal gue capek waktu, capek tenaga, capek pikiran." Gue yakin, semua orang Tipe A pasti pernah sampe dititik kayak gitu.

Suatu ketika, gue sempet nanya sama seorang temen gue yang Tipe B. "Menurut lo acara kayak ginian tuh penting apa nggak sih? Kok kayaknya nggak ada minat atau interestnya." Dan dia jawab, "Hmm... Emang enggak penting sih... tapi butuh."

Awalnya gue nggak ngerti. Sampe gue lari ke hutan, lari ke pantai buat nyari jawabannya dan akhirnya gue bikin anabel (analisis gembel) sendiri. Kalo gue nggak semangat ikut acara reunian-reunian,

Bisa jadi...
1. Gue lagi nggak ada duit
2. Gue males ketemu mantan (UHUK). Or some specific people deh pokoknya
3. Gue minder, karena mereka-mereka udah sukses sementara gue masih macam sisa-sisa abu gosok
4. Gue males, soalnya pasti dia lagi dia lagi yang ngatur-ngatur
5. Gue ngerasa nggak punya ikatan atau kenangan yang bagus
6. Gue dateng atau nggak dateng juga nggak ada bedanya
7. Dsb, dsb, dsb.

Akan ada 1000+1 alesan lainnya, yang beda-beda buat setiap orang. Yang semuanya NGGAK SALAH.

Jadi gue cuma bisa menyimpulkan, nggak selamanya si Tipe A akan selalu jadi Tipe A. Dan nggak selamanya Tipe B bakalan pasif kayak Tipe B. Semua tergantung what they feel about others. Bisa jadi si A semangat reunian SMA, tapi super males buat renunian kuliah, gitu juga sebaliknya dengan Tipe B.

Intinya, sama aja kayak perasaan. Kita nggak bisa maksa.

So, reunian itu penting dan butuh apa nggak? Balik lagi ke masing-masing orangnya.

Nah jadiii buat orang-orang Tipe A yang pasti sering upset karena dicuekin temen-temennya, tapi juga nggak bisa berhenti peduli, karena it's their nature,

If you do something that you believe it's a good thing, just do it passionately. But don't ever expect others to do, or act, the same as you do. Because everybodys perspective is different. Because their hearts simply different than yours.

Jadi untuk para panitia bukber dan reunian di luar sana, tetap semangat bung! Akan ada orang yang nanggepin dan nggak nanggepin pastinya. Tapi ketika lo udah selesai menjalankan "tugas" lo itu, lo bakal nemuin kesenangan, kepuasan, dan rasa lega luar biasa ketika ngeliat temen-temen lo bisa kumpul dan ketawa bareng-bareng, sekali lagi.



And that positive energy, is something that keep us going, kan? :D

Selamat berpuasa, selamat menerima ajakan buka bersama!

You May Also Like

0 comments