After The Affair

by - Agustus 20, 2014

 
Setiap nonton Catatan Hati Seorang Istri yang lagi populer itu, Mamah saya suka ngomong, "Mamah nggak habis pikir Kak! Kok bisa sih Mas Bram selingkuh lagi? Masa khilaf sampe berkali-kali!" yang ngebuat saya jadi kepengen nulis tentang ini.

Buat saya, (regardless of the personal matters) objectively saya bilang kalau selingkuh itu jahat. Jahat banget. Sebelum saya bahas kenapa selingkuh itu jahat, sebenernya selingkuh itu apa sih? Menurut artikel yang saya baca:  To some people, cheating could means having a physical interest or emotional relationship outside of partnership. While others define it as actually having intercourse with someone who isn't your partner.

Macem-macem orang emang beda menafsirkan perselingkuhan. Ada yang nganggep kalau sekedar berhubungan yang mesra-mesraan sama orang lain itu bukan selingkuh, tapi ya cuma genit aja. Ada juga yang bilang itu selingkuh. Atau ada yang bilang selingkuh itu kalau emang bener-bener punya pasangan lebih dari satu (kecuali emang udah sah poligami loh ya).

Penyebabnya pun banyak banget (ini menurut sotoy-sotoyan saya aja). Biasanya, orang selingkuh karena merasa nggak puas sama pasangannya. "Nggak puas" ini bisa berarti macem-macem loh, bisa tentang physical, sexual, juga secara emosional. Maksudnya gini, dalam sebuah hubungan, kita pasti butuh ketenangan, kenyamanan, dan kecocokan sama pasangan kita. Nah, ada orang yang nggak bisa ngedapetin itu, akhirnya mencari orang lain yang bisa ngelengkapin kekosongan dia, yang bisa memenuhi kebutuhan emosionalnya dia. Ada juga orang yang selingkuh karena...... Ya pengen aja. Orang punya ketertarikan sama orang lain itu fitrahnya manusia, bahkan ketika kita udah punya pasangan sekalipun. Nah ada orang yang setiap tertarik ngelihat cewek cantik/cowok ganteng (physical and sexual interest) bawaannya dalam hati tuh "ih gue harus bisa dapetin dia." (serasa dirinya udah oke banget). Akhirnya jiwa kompetitifnya itu keluar, yang ngebuat dia gimana caranya harus bisa ngedapetin apa yang udah bikin dia tertarik. Biasanya orang yang kayak gitu selingkuh buat iseng-iseng atau seneng-seneng aja, nggak terikat secara emosional. Kalau Mas Bram selingkuh sama Hello Kitty..... aku juga gak tau kenapa. Padahal Mbak Hana kurang apa coba ya ih... :((

Yang ngebuat saya bilang kalau selingkuh itu jahat banget adalah beratnya situasi yang harus dihadapi seseorang setelah tau kalau pasangannya selingkuh. Cheating itu sepaket sama lies and betrayal. Bayangin gimana rasanya dibohongin dan dikhianatin sama orang yang deket dan kita percaya?

Saya emang bukan psikolog dan nggak ngerti psikologi sama sekali sih. Tapi yang saya tau, diselingkuhin itu sakitnya bukan cuma pas tau, "ooh dia selingkuh" trus udah gitu aja. Nggak sama sekali. Saya sering bilang, the pain will haunted you. For a long long time, kalau dirasa 'for the rest of your life' itu lebay. Kenapa? Ketika kamu tau kamu dibohongin, dikhianatin, apalagi ditinggalin buat orang lain, rasanya ituuuuuu.... Mungkin kayak kena kutukan Cruciatus di Harry Potter. Hahahaha. Habiiis, lukanya emang nggak keliatan, tapi efek rasa sakitnya jelas banget kan? 

Iya. Psikologis dan fisiologis. Dampak ke psikologis karena pengkhianatan itu jangan dikira enteng loh. "Kenapa sih dia bisa selingkuh? Kurangnya gue apa? Emangnya dia lebih cantik/ganteng dari gue? Lebih baik? Lebih segala-galanya? Setelah semua yang gue lakuin, kenapa dia bisa setega itu sih?" and so on. And on. And on. Pertanyaan-pertanyaan itu bakal selalu muncul dan ngebuat kamu kehilangan percaya diri (karena ngerasa kamu kurang ini dan itu), self-loathing, harga diri hancur, ngerasa gagal, sedih, sakit hati, marah, bahkan bisa jadi benci dan dendam. Dan itu jadi ngaruh ke fisik. Kamu bakal susah tidur karena pikiran-pikiran itu selalu ngehantuin kamu, nggak semangat ngapa-ngapain. Emosi kamu jadi nggak stabil, bisa sering nangis dan marah tiba-tiba pas keinget kejadian itu. Saya nggak tau kalo di psikologi istilahnya apa ya, but for the briefly I could say that cheating, lies, and betrayal will make a very deep trauma.

Setuju, gaeees?
Dan menurut hasil riset kesotoyan saya, kebanyakan orang yang selingkuh bahkan sampe ninggalin pasangannya buat si orang baru itu, pada akhirnya "nyesel" dan pasti nyari-nyari pasangan lamanya lagi buat balikan. Iiiiih kesel ya! Apaan coba! Siapa dia sih? *langsung dengerin Jar of Hearts nya Christina Perri* *sekarang sok-sokan bisa ngomong gitu.  hahahaha.

Pertanyaannya, can your relationship survive after the affair?

Sebagian, apalagi perempuan, they easier to forgive their partner and will struggle to rebuilding the relationship again. Dalam kondisi kayak gini, pasti banyak orang yang nggak setuju dan nganggep kalau orang yang masih mau pertahanin hubungan padahal udah diselingkuhin itu bego banget, kalau nggak mau dibilang tolol. Tapi orang yang mau mempertahankan, berarti buat mereka 1000 kebaikan si pasangan mampu ngalahin 1 kesalahan itu. Nggak ada yang salah. Ada pepatah yang bilang, kesabaran itu nggak ada batasnya. Buat saya, kadar kompromi seseorang dengan sebuah keadaan itu yang berbeda-beda batasannya. Mungkin buat kamu, sekali diselingkuhin adalah hal yang nggak bisa dimaafkan, tapi buat saya (dulu), nggak ada salahnya ngasih kesempatan kedua, ketiga, keempat, bahkan kesekian kalinya....

But now, after all I've been through, I came to the reality that actually there is no hope to survive after the affair.

Kenapa?

I would ask you:

Can you really ever trust someone again after they’ve cheated on you?

Ketika saya tanya ke diri saya sendiri, jawabannya. Yes, I want to. (tapi ada lanjutannya)
But I am so suspicious all the time.

Trusting someone isn’t easy after they’ve betrayed you. You want to believe what they say, but can you really ever know if they are telling the truth, once they have lied to you? Buat saya, sampai saat ini: Probably not. And don't.

Trust issue ini yang akan bikin hubungan setelah perselingkuhan itu susah banget direkonsiliasi *sok-sokan kayak politik. Hakhak* Dan masalah kepercayaan ini bakal jadi bom waktu yang setiap saat tuh siap buat meledak. Susah banget loh untuk mulai ngebangun kepercayaan lagi setelah kepercayaan itu dihancurin. Jangankan ngasih kepercayaan buat orang lain, percaya sama diri sendiri aja pun akan suliiiiiiittt banget. Kalaupun kamu bisa percaya lagi, kamu sebenernya bukan percaya sama pasangan kamu itu, tapi percaya sama intuisi kamu. Tapi disaat itu, sometimes you don't know whether it's your intuition or voice of fear.

Kamu akan jadi curigaaaaaa terus sama pasangan kamu. And the insecurities will kill you, sooner or later. Pasangan kamu pun, yang tadinya (mungkin) udah (mau) "insyaf" dan bener-bener nggak selingkuh lagi, malah akan jadi nggak nyaman dan jengah dicurigain terus. Dikit-dikit, nggak percaya. Dikit-dikit, ngungkit kejadian dulu. Dan besar kemungkinan, pasangan kamu akan selingkuh lagi pada akhirnya, untuk "melarikan diri" karena ngerasa tekanan dari kamu yang nggak kunjung selesai. 

Jadi, siapa yang salah?

Si pasangan yang selingkuh akan bilang: aku selingkuh karena kamu nggak percaya sama aku!
Sementara yang diselingkuhin akan bilang: aku nggak percaya kamu karena kamu selingkuh!

See? A circle of problem that doesn't have a start and ending.

 
So, now it's clear for me, nggak ada gunanya mempertahankan hubungan yang udah hancur. Hancur loh ya bukan rusak. Kalau rusak, masih ada kesempatan buat diperbaiki. Tapi kalau sesuatu yang hancur? Nggak ada jalan lain selain ngebuangnya dan berusaha untuk mendapatkan yang (syukur-syukur) lebih baik. Dan sekarang saya bersyukuuuuur banget, karena punya seseorang yang begitu baik :)
"Surely, what comes after will be better for you than what has gone before." [Al Qur'an 93:4]

Pengalaman saya, old habits die hard. Semua setuju kan? Kalau kita udah kebiasaan begadang, pasti susah tidur cepet. Kalau kebiasa males, akan seterusnya males. And player, will always be player.

Betul, semua orang bisa, dan pasti akan berubah. Tapi buat saya sudah cukup. Untuk punya kasir yang pernah berkali-kali ketauan nyolong, tapi tetep saya pertahanin, lalu saya curigain setiap saat. Buat apa? Capek hati.

Sekian. ;D



PS: Tulisan ini bukan nyalahin orang tertentu, apalagi ngejelek-jelekin. Soalnya Mas Bram nggak jelek kok! Hahahaha :p ini pelajaran buat saya, dan mungkin kamu juga. Jangan pernah selingkuh ya, karena kepercayaan itu nggak ternilai harganya. If you aren't happy with the relationship, then why stay in it? :)


You May Also Like

1 comments