"Kerjaan lo kok enak banget sih?"

by - Maret 29, 2015



"Kerjaan lo kok enak banget sih?", saya cuma bisa bilang aamiin dan alhamdulillah setiap denger kata-kata itu, sekaligus sangat bersyukur. Tapi nggak sedikit juga yang heran, menentang, sampai meremehkan apa yang saya kerjakan. Termasuk seorang "temen" lama ini.

Kemarin, seorang temen tersebut ngehubungin saya dan menyuruh untuk apply-apply ke beberapa perusahaan besar yang lagi buka lowongan kerja. Lalu saya nanya dong, "Loh kan saya udah kerja? Kenapa harus daftar?", dan dia bilang begini, "Kamu dari dulu nggak maju-maju, selalu diem di tempat aja. Kalopun maju, ya paling cuma selangkah-selangkah."

Enggak, saya nggak sakit hati dibilang gitu, cuma kesel aja. Hahaha enggak deng. Tapi dari beberapa tanggapan orang lain tentang apa yang kita lakukan tersebut, kita bisa tau, akan selalu ada orang yang setuju dan tidak setuju, akan selalu ada orang yang senang dan tidak senang, juga akan selalu ada orang yang menghargai dan meremehkan kita.

Tapi yang paling penting, setiap orang BERHAK untuk mendefinisikan kesuksesan dan kebahagiaan mereka masing-masing. Inilah kenapa saya sering banget berkoar-koar tentang passion.



Ngelihat temen-temen saya yang udah sukses berkarir di perusahaan-perusahaan besar, punya gaji yang lebih dari cukup, masa depan yang *kayaknya* terjamin, pasti bikin kita mupeng. Tapi yang paling bikin saya iri adalah, ngelihat orang-orang yang tau, dan yakin dengan apa yang mereka kerjain.

Itu yang mahal.

Yang lebih mahal lagi adalah orang-orang yang menikmati apa yang mereka kerjain. Klise banget nggak sih? Tapi seorang temen saya, yang kerja di perusahaan gede di bilangan Sudirman, yg tiap hari pulang malem, bilang gini kira-kira, "capek banget setiap hari gini, kita tuh udah kayak robot."

Kalau sukses dan bahagia cuma diukur dengan penggaris "uang", menurut saya kok rasanya sempit banget. Siapa sih yang nggak butuh uang? Saya nggak bilang uang itu nggak penting ya. Kita ya nggak bisa hiduplaaah kalau nggak ada uang. Yang bilang uang bukan hal yang penting kayaknya cuma orang-orang yang sudah selesai dengan dirinya, orang-orang yang sudah merasa cukup.

Cukup. Itu kata kuncinya. Nah, sampai sejauh mana kita merasa cukup, setiap orang mengukurnya dengan berbeda-beda.

Waktu diskusi sama Kang Donny, yang udah berpuluh-puluh tahun di Chevron, kebanyakan orang cuma pengen sukses, tapi sebenernya belum tau, sukses yang kita pengenin itu yang kayak gimana. "Gue pengen ngebahagiain diri gue sendiri, orang tua gue." Nah, ngebahagiainnya itu ukurannya gimana? Apa ngeberangkatin orang tua pergi haji? Atau punya mobil 12? Atau cukup dengan makan 3× sehari terjamin, tidak ada tanggungan apa-apa? Jadi mulai sekarang, buat kita semua yang pengen sukses, kita harus mulai mikir dan ngerasain, sukses kayak gimana yang pengen kita capai. Selengkapnya formula-formula sukses Kang Donny ada disini.

Kaitannya sukses, uang, dan memilih pekerjaan dengan passion adalah gini, kalau kita bisa bekerja sesuai passion kita, dan menghasilkan uang, yang akan membawa kita mencapai kesuksesan yang kita mau, kenapa enggak dijalanin kan?


Nggak ada pekerjaan yang gampang. Apapun yang kita lakuin, apalagi di usia duapuluhan ini, pasti penuh dengan kegalauan, kebimbangan, keputusasaan, dan keinginan untuk nikah aja :")) hahahaha. Jadi saya mencoba meminimalisir kegundah gulanaan itu dengan tidak memaksakan diri untuk melakukan apa yang sebenernya bukan saya banget.



Mungkin apa yang temen saya bilang emang bener, dibanding dia yang udah lari kenceng ke jalan suksesnya dia, saya masih jalan selangkah-selangkah. Mungkin dia si kelinci, dan saya si kura-kura. Tapi ini bukan perlombaan siapa yang paling cepat mencapai garis finish. Ini tentang menjalani, dan menikmati hidup.

Siapa tau, saya, dan kamu semua yang merasa seperti kura-kura, dengan jalan kita yang selangkah-selangkah itu, kita bisa lebih banyak melihat sekitar, lebih banyak bertemu orang-orang, lebih banyak pergi ke tempat-tempat menyenangkan, dibandingkan para kelinci yang terlalu fokus untuk berlari dengan cepat sampai semua yang ada disekelilingnya menjadi buram dan tidak terlihat. Tapi si kelinci juga bukan berarti salah, siapa tau dengan ia berlari cepat, nanti ia akan lebih cepat juga sampai di sebuah tempat yang menyenangkan.

Bahagia dan suksesnya saya, dengan bahagia dan suksesnya kamu semua, pasti beda-beda.

Sekali lagi, tidak ada salah dan benar tentang sukses dan bahagia. Hak setiap diri kita untuk menentukan dan merunutkan langkah-langkah dan rute-rute yang akan kita tempuh. Yang salah adalah jika kita cuma bisa bermimpi. Mimpi dibuat bukan hanya untuk diimpikan, tapi untuk diwujudkan.

Jangan terjebak dengan sebuah "profesi". "Profesi hanyalah peran, dan peran bisa berubah sesuai dengan kebutuhan. Yang esensial adalah, bagaimana kita bisa menghasilkan karya, kita bisa berkinerja dalam pekerjaan kita. Itulah yang dinamakan dengan karir." -ReneCC.

Jadi kalau saya ditanya sekarang, "kok kerjaan lo enak banget sih?" Atau, "kok lo malah kerja gituan sih?", mungkin buat saya ini kayak lagi traveling dan singgah. Untuk sampai di tujuan saya, saya memutuskan untuk singgah di banyak tempat. Persinggahan saya yang pertama, adalah menjadi reporter, atau saya lebih suka disebut content writer ajah :") enak atau tidak enaknya, sebenernya itu adalah pilihan tentang bagaimana kita mau memperlihatkannya. Baaaanyak banget privilage dan pengalaman keren yang saya dapet, tapi juga nggak sedikit unek-uneknya hahaha :")

Tapi apakah saya akan terus jadi reporter? Mungkin iya, mungkin juga enggak. 


Siapa yang bisa tau akan jadi apa kita dalam kurun waktu 1, 5, atau 10 tahun mendatang kan? ;D

"You only have one life to live, so love what you do." -The Script




Ps: terima kasih inspirasinya, saya jadi bisa nulis ini hahahaha :p

You May Also Like

0 comments