Lovember

by - November 25, 2016



I wasn't ever really like my month actually. I never did.

November itu...... hujan lagi deras-derasnya. Musim liburan udah lewat. Jarang ada tanggal merah. Nggak ada hari besar atau perayaan yang seru. Pokoknya, kayak bulan yang pengen dicepetin biar buruan ketemu sama Desember, trus tahun baru.

Selama dua puluh-sekian tahun ngelewatin hari lahir di bulan November, lebih dari setengahnya pasti hujan. Dan itu, bikin gue sebel. Acara ultah yang berantakan, surprise yang gagal. Dua tahun lalu, gue ngurung diri seharian, dan me-non aktifkan hape gue sepanjang hari. Ceritanya mau kontemplasi, hahaha. Muram abis. Dan tahun kemarin yang paling parah, gue pulang kantor hujan-hujanan, lalu disambut macet nggak bergerak di jalan Fatmawati, dan nyampe rumah dalam waktu 3,5 jam. Dan begitu gue sampe rumah, sodara-sodara gue yang tadinya kumpul udah pada pulang, dan nyokap gue udah tidur.

Nah tahun ini, gue merencanakan sejak beberapa bulan sebelumnya. Bahwa gue pengen melewati hari tersebut di tempat yang bener-bener asing, yang belum pernah gue kunjungi. Sebenernya kedok aja sih, biar bisa liburan, hahaha. Dan highlightnya, gue pengen coba liburan sendirian. Ala-ala solo traveler getoooh. Biar kontemplasinya lebih maksimal. Yha.

Kepergian gue kemarin kayak ke-impulsif-an yang direncanakan. Ide dan dorongan itu dateng gitu aja, lalu gue merencanakannya dengan memilih tempat mana yang mau gue datengin. Pilihan gue jatuh ke Belitung. Kenapa? Nggak ada alasan yang khusus, sih, sebenernya. Tiba-tiba aja kepikiran Belitung, kayak ada lampu-lampu nyala gitu di otak, "a-ha! Ke Belitung ah!".

Yaudah, trus gitu. Sok-sokan mau backpacking, trus browsing-browsing ke blog-blog banyak orang. Dan dari situ mesen tiket penginapan. Beli tiket pesawat. Done. Lainnya, gue nggak merencanakan apapun. Nggak bikin itinerary, nggak punya destinasi yang harus gue kunjungi, apapun. Yang gue persiapkan cuma: harus nyewa motor untuk keliling sendirian, karena di sana nggak ada kendaraan umum sama sekali.

Masalah selanjutnya adalah izin. Dengan orang tua gue yang begitu protektifnya (yang anaknya jam 9 malem belum pulang aja udah di-rong-rong), gue bingung banget mesti gimana minta izinnya. Bilang traveling sendirian sama aja cari mati. Udah gitu di hari ultah pula. Setelah maksa minta izin berbekal "udah beli tiket segala macem dan nggak bisa di-refund", serta kelihaian dalam bersilat lidah dan mencari celah, akhirnya nyokap dengan berat hati ngizinin.

Laluuuu, karena ini awalnya bukan mau nyeritain tentang liburan, jadi kita skip aja yah otak dan tangan, kenapa kamu malah nulis ngalor ngidul sih zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz baiklah. Jadi, apa yang gue dapatkan dari liburan berkedok kontemplasi di pulau seberang tersebut? Pleasant surprises. :)

Banyak bangeeeeetttt kejutan-kejutan yang terjadi, and it's so magical ♥♥♥ And I got the very BEST surprise I've ever got on my whole existence. Sampe speechless nggak tau harus gimana, ngomong apa, berbuat apa. Cuma bisa mikir berulang kali, ini beneran nggak sih? :))

Dan setelah itu, Tuhan masih ngasih kejutan-kejutan lain untuk gue, sepanjang bulan. Membuat gue nggak boleh lupa untuk terus bersyukur, dan membuang jauh-jauh pikiran kalau gue kena jinx dan selalu ngerasa muram di bulan November.  Apakah kejutannya selalu menyenangkan? Jelas nggak, tapi menentramkan. Mengajarkan gue untuk terus dan terus melapangkan hati, membuka pikiran lebih luas lagi dan melihat segala sesuatu as one big picture, sekaligus mengingatkan, kalau susah senang dalam hidup emang harus gue hadapi, dan hidup adalah perjalanan. Yang akan gue tinggalin juga pada akhirnya, entah kapan. Dan masih ada perjalanan lain menanti gue, setelah kehidupan yang satu ini. Untuk itu, gue harus bersiap-siap, dan menabung.

Yang gue cari juga dari perjalanan sendiri gue kemarin, adalah bahwa gue pengen membiasakan kesendirian. Bahwa gue harus bisa bergantung kepada diri gue sendiri, bukan ke orang lain, siapapun itu, Bahwa gue harus bisa berteman dengan baik dengan diri gue sendiri, dan mengenal diri gue lebih baik dari siapapun. Bahwa gue harus percaya, kalau kesendirian itu baik adanya.

Hasilnya? Ternyata pergi sendirian emang menyenangkan Gue bisa bengong-bengong sepuasnya, beraniin diri pergi ke tempat-tempat yang asing, ketemu orang-orang baru dan berkenalan dengan manusia-manusia lain, bertukar cerita, anything, kayak apa yang udah sering dipaparkan oleh para solo traveler. It was a rare yet zuper duper exciting and precious experience! Dan mudah-mudahan, ini goals sih, bukan menjadi pengalaman solo traveling gue yang terakhir. Pengen lagi lagi dan lagi!

But at the end, when I was all alone and suddenly I saw him in front of my door, I know I'm finally home.


and I don't want to be alone anymore. :)








Ps: Jadi, apakah tahun ini ulang tahunnya bebas dari hujan? Ooooo tentu tidak. Di Belitung, 13 November kemarin adalah salah satu hujan yang nyebabin banjir terparah. Dan hujannya nggak berhenti dari jam 3 pagi sampai jam 3 sore.

Ps 2: Padahal hari besoknya langsung cerah banget.

Ps 3: Kayaknya emang udah nasib, ulang tahun selalu hujan. Di manapun. Hahahaha.

You May Also Like

0 comments