The Beauty of Time's Passing

by - Februari 02, 2014


Holla!♥

The very first -and always- thing pooped up in my mind when I want to write is: enakan pakai gue, saya, aku, atau apa ya? Hahahaha nggak penting ya? Ih tapi sebenarnya penting loh. Karena penggunaan kata ganti orang pertama itu akan mempengaruhi seluruh isi tulisan selanjutnya, bisa jadi serius, puitis, bijak, atau ngasal habis-habisan haha >:O

When it comes to write, I write when I want to write. Seringnya sih rencana "ih nanti gue mau nulis ini ah!" atau "gue harus nulis kejadian ini', tapi kebanyakan berakhir dengan kuburan-kuburan wacana aja, soalnya kalau nggak langsung nulis saat itu juga, pasti deh nanti mood nya udah beda. :P

Kayak gini, I actually was just blogwalking after a few -deadly- hours of making my research's framework. Ngelihat-lihat blog temen-temen, baca tulisan penulis-penulis favorit, atau sekedar ngeklik acak random blog yang muncul di google kalau gue lagi nge-search sesuatu, itu selalu membawa kenyamanan sendiri buat gue. I love to read, to travel among people's stories and experiences.

Satu hal yang sekarang memenuhi pikiran gue setelah asik baca-baca adalah: what we, as human, have to going through the time.

Perjalanan. Perubahan. Kehilangan.

Those are the most certain thing we have to face in this uncertainty life.

Ada yang sedang bersedih karena kehilangan cinta, teman, bahkan keluarga. Ada yang sedang takut menghadapi kehidupan yang baru setelah lulus sekolah, kuliah, bahkan pindah pekerjaan.

Semua sedang melalui waktu. Merangkak, berjalan, ataupun berlari. Kita menghadapi waktu dengan cara kita masing-masing. So what we get in return, after we went through the time? Or this is the most basic question, do we really be able to go though the time? If it is yes, why we don't stop yet? Or if it is no, why we can't stop?

Life is a series of thousands upon thousands of puzzles in the road. When we strip life down to its core, it’s all about jump to one piece after another. Kayak looping kalau di algoritma, haha. Jadi kita masuk ke sebuah fase kehidupan baru - mencoba beradaptasi dan menyesuaikan diri - mulai betah dan tidak mau beranjak kemana mana lagi - lalu dipaksa pergi - masuk ke fase baru lagi - begitu seterusnya, sampai mati.

Sekali lagi. Perjalanan. Perubahan. Kehilangan.

Sounds cruel, sometimes.

But after that painful period, we will always learn not only about grief, but also the beauty of time’s passing. 

Yes, those things have been defined through my experiences and expanded into the point of view I see today and the hope I continue to keep. Semua orang menginterpretasikannya pasti akan berbeda. Apa yang mereka rasakan, apa yang mereka pelajari, apa yang mereka dapatkan dari sebuah akhir, perubahan, dan kehilangan. But trust me, it will never end up for nothing.

Because for me, when something is finally end and disappeared, all that we're going to remember is the beautiful things we've experienced, the beautiful places we've seen, the beautiful memories we've shared, and the beautiful moments we've seized :))

Bener loh, karena setelah kita renungkan, we can always find simple happiness in everything -no matter how small- even in an ending.

Memang, waktu nggak akan bisa menyembuhkan luka, nggak akan mengembalikan apa yang telah hilang, nggak akan bisa membawa kita ke masa yang lampau. But time is teach us for finally accept everything.

Ketika sesuatu meninggalkan kita, atau kita meninggalkan sesuatu, atau kita kehilangan sesuatu, those things we've left behind would remain to be a part of us. Nggak akan pernah benar-benar hilang. Pasti akan meninggalkan bekas, entah itu dalam bentuk kenangan, pelajaran, pengalaman, ataupun pendewasaan diri. 

And isn't that such a relief? To know that there is always something eternal even in the most temporary things, that there is always something precious even in the saddest of endings.

Jadi, jangan pernah takut. Jangan pernah takut untuk memulai, dan jangan pernah takut ketika sudah sampai di akhir. Karena akan selalu ada awal dan akhir selanjutnya, di setiap fase ketika kita melangkah. Menerima dan merelakan, lalu kembali menyiapkan diri untuk hal-hal lain yang akan datang. 

That, is the beauty of time's passing :)
 



You May Also Like

0 comments